Peluang perluasan pasar kita ke Rumania sangat besar

Bukares (ANTARA News) - Setelah kecewa gagal ikut tender pembangkit listrik, Rumania ingin kembali dan meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan Indonesia.

"Sudah tujuh tahun Rumania tidak aktif dalam kerja sama ekonomi dengan Indonesia dan sekarang mereka ingin kembali," kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Gusmardi Bustami, di Bukares, Rumania, Selasa.

Ia mengatakan pertemuan bilateral kemarin dengan Dirjen Perdagangan Internasional Rumania, Radu Zaharia, terungkap kekecewaan ketika negara itu gagal dan kalah bersaing dalam tender pembangkit listrik di Indonesia pada 2001, 2002, 2003, dan 2005.

"Mereka ingin kembali, ingin kenalkan produknya dan yakin bisa berkompetisi," ujar Gusmardi.

Ia mengatakan banyak peluang kerja sama yang bisa dilakukan dengan negara berpenduduk 21 juta jiwa itu. Rumania, lanjut dia, memiliki teknologi pertanian yang bagus untuk diadopsi Indonesia.

Sedangkan Indonesia memiliki peluang memperluas ekspor produk konsumsi ke negeri itu, karena sudah dikenal masyarakat Rumania.

"Untuk barang konsumsi ya saya kira kita bisa masuk ke sini," ujar Gusmardi.

Menurut dia, meski negara Rumania relatif kecil dengan penduduk sekitar 21 juta orang, namun memiliki pendapatan per kapita rata-rata yang cukup besar mencapai 13 ribu dolar AS.

Diakuinya selama ini Rumania kurang diperhatikan sebagai pasar yang potensial. Hal itu terlihat dari neraca perdagangan kedua negara yang masih kecil.

Selama lima tahun terakhir 2008-2012 rata-rata neraca perdagangan hanya mencapai sekitar 100 juta dolar AS, meskipun pertumbuhannya naik 25,8 persen dari 87,6 juta dolar pada 2008 menjadi 172,7 pada 2012.

Pada 2012 ekspor Indonesia ke Rumania mencapai 106,4 juta dolar AS, sementara impor dari Rumania hanya 66,3 juta dolar AS.

"Peluang perluasan pasar kita ke Rumania sangat besar, karena negara ini sudah masuk Uni Eropa sehingga standarnya sama dan lebih terbuka. Tinggal bagaimana menekuninya," ujar Gusmardi.

Sebelum Rumania menjadi anggota WTO dan Uni Eropa, kata dia, Indonesia sering menghadapi hambatan perdagangan antara lain berupa prosedur yang ketat dan bea cukai yang tidak jelas.

"Kita berharap dari ekspor ke negara nontradisional, termasuk Rumania, bisa ada peningkatan ekspor untuk mengurangi perlambatan di Eropa Barat dan Amerika," kata Gusmardi.

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013