Aplikasi tersebut telah dirilis melalui Google Playstore pada Rabu (11/10/2023).
“Aplikasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi politik dalam menangkal hoaks dan ujaran kebencia pada Pemilu 2024,” ujar Susianah di Jakarta, Kamis.
Fitur lainnya yakni pendaftaran pelatihan untuk menangkal hoaks dan ujaran kebencian, membuka layanan pengaduan masyarakat tentang hoaks dan ujaran kebencian, dan dapat juga mengecek apakah informasi tersebut hoaks atau bukan.
“Aplikasi itu juga terhubung dengan website Kominfo sehingga hanya dengan klik cek hoaks, kita bisa akan masuk ke laman Kominfo untuk melakukan pengecekan secara langsung kasus-kasus yang ditengarai mengandung unsur hoaks dan ujaran kebencian,” terang dia lagi.
Dia menambahkan aplikasi itu memberikan akses yang mudah bagi masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus hoaks dan ujaran kebencian yang biasanya meningkat menjelang Pemilu. Selain itu, kecenderungan kaum perempuan lebih mudah menyebarkan informasi hoaks karena kurangnya literasi media.
“Ini merupakan ikhtiar dari kami kader bangsa memberikan sumbangsih dalam mewujudkan Pemilu damai. Kita belajar bagaimana penyebaran hoaks dan ujaran kebencian pada Pemilu 2014 dan 2019, yang membuat kehidupan masyarakat tidak harmoni, saling serang antar simpatisan bahkan mengancam adanya polarisasi di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemilu 2024 hal tersebut tak boleh diulang jika kita sebagai bangsa ingin menyongsong Indonesia maju,” jelas dia lagi.
Susianah merupakan anggota Muslimat NU yang selama ini berhikmad pada upaya perlindungan perempuan dan anak tersebut, menambahkan bahwa pihaknya juga bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk memberikan pelatihan tangkal hoaks dan ujaran kebencian pada Pemilu 2024.
Baca juga : Kemenkominfo bagikan empat langkah mudahkan masyarakat hindari hoaks
Baca juga : ANTARA sosialisasikan anti hoaks lewat pendekatan budaya
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2023