Anggota-anggota Kongres Umum Nasional pada Minggu larut malam memberikan suara yang mendukung Mohamed Khalifa al-Sheikh yang diusulkan perdana menteri untuk menggantikan Ashur Shwayel yang mengundurkan diri,"
Tripoli (ANTARA News) - Kongres Umum Nasional Libya (GNC), badan politik tertinggi di negara itu, mensahkan pengangkatan Mohammed Khalifa al-Sheikh sebagai menteri dalam negeri baru setelah pendahulunya mengundurkan diri, demikian diumumkan Senin.
"Anggota-anggota Kongres Umum Nasional pada Minggu larut malam memberikan suara yang mendukung Mohamed Khalifa al-Sheikh yang diusulkan perdana menteri untuk menggantikan Ashur Shwayel yang mengundurkan diri," kata GNC.
Sheikh "telah diambil sumpahnya dan segera memulai tugasnya", kata dewan itu dalam sebuah pernyataan.
Satu sumber pemerintah mengatakan bahwa Shwayel, yang menduduki pos itu sejak November 2012, mengajukan pengunduran dirinya kepada Perdana Menteri Ali Zeidan pada awal Mei karena "alasan-alasan pribadi".
Namun, menurut sumber tersebut, pengunduran dirinya itu didorong oleh pensahan sebuah undang-undang pada 5 Mei yang melarang mantan anggota rejim terguling Muamar Gaddafi menduduki kursi pemerintahan.
Shwayel memegang sejumlah jabatan senior di bidang keamanan pada rejim terdahulu, khususnya di kota Benghazi, Libya timur.
Selama bertugas, ia menghadapi kelompok thuwar, mantan pemberontak yang berjuang melawan rejim Gaddafi selama pemberontakan bersenjata Libya pada 2011 dan menolak menyerahkan senjata mereka.
Sheikh (57) menghadapi tugas berat menegakkan hukum dan ketertiban di negara Afrika Utara itu, dimana senjata-senjata peninggalan konflik masih banyak ditemukan.
Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Gaddafi.
Gaddafi (68), pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.
NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober.
Selama konflik, dewan itu mengatur permasalahan kawasan timur Libya yang dikuasai pemberontak dan melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel kekuasaan Gaddafi.
(M014)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013