Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan pihaknya mempromosikan diversifikasi pangan melalui program pembinaan terhadap masyarakat dan anak-anak.
Ia mengatakan, kampanye penganekaragaman pangan kepada masyarakat itu adalah untuk menjaga stabilitas ketahanan pangan, khususnya beras, di Jakarta.
“Kami menyosialisasikan pola pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) kepada anggota PKK, siswa sekolah dan masyarakat umum,” kata Suharini dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Pangan B2SA menekankan pada penyediaan makanan yang beragam jenisnya, kaya gizi, proporsional sesuai kebutuhan individu, dan bebas dari pencemaran.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pihaknya juga meluncurkan kampanye “kenyang tidak harus dengan nasi” melalui kegiatan Dapur B2SA yang ditujukan kepada anggota PKK di tingkat kelurahan.
Menu hasil olahan Dapur B2SA tersebut kemudian diperkenalkan kepada peserta didik yang ada di sekolah-sekolah di kelurahan anggota PKK itu, ujarnya.
Suharini mengatakan, pihaknya turut mempromosikan diversifikasi pangan di Jakarta dengan membina masyarakat tentang diversifikasi olahan pangan, baik pertanian, peternakan, dan perikanan.
“Hal tersebut bertujuan menambah nilai jual, menambah gizi, dan memperpanjang umur simpan produk,” kata dia.
Dinas KPKP DKI Jakarta juga melakukan pembinaan serta membantu pemasaran UMKM pangan yang menjual beragam jenis pangan melalui aplikasi pemesanan daring, kata dia.
Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau semua pihak melaksanakan diversifikasi pangan atau aneka usaha lainnya untuk menghindari ketergantungan pada satu produk pangan, khususnya selama fenomena El Nino terjadi.
Pelaksana harian Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Yudia Ramli pada Jumat (6/10) mengatakan, Mendagri telah memberi contoh menganekaragamkan pangannya dengan mengonsumsi jagung dan ubi jalar selain beras.
Aneka usaha untuk menghindari ketergantungan tersebut perlu didorong agar tidak menyebabkan harga suatu komoditas lebih tinggi dibandingkan komoditas yang lain, kata Yudia.
Baca juga: Pemprov Lampung: Diversifikasi pangan solusi mengurangi konsumsi beras
Baca juga: El nino, diversifikasi, dan ketahanan pangan nasional
Baca juga: Mendagri juga konsumsi jagung dan ubi jalar selain beras
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2023