Para pimpinan Ormas tersebut akhir minggu lalu berkumpul di kantor Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, kata Ketua Umum Wahdah Islamiyah di Jakarta, mengenai hasil pertemuan tersebut.
Bahasan utama pertemuan sejak Jumat pagi hingga siang khususnya terkait dengan rencana pemberian penghargaan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh ACF.
Mereka mengaku bahwa pada pertemuan tersebut tidak membawa agenda lain, kecuali ingin menyatakan bahwa pemberian penghargaan ACF pantas diterima dengan berbagai alasan.
Dalam pertemuan itu semua pihak ingin kehidupan toleransi tetap terjaga. Mereka juga mengaku hasil pertemuan tersebut tidak ada rekayasa. Hasilnya juga sudah disampaikan kepada Menteri Agama Suryadharma Ali.
Dalam pernyataannya mereka antara lain mengapresiasi ACF yang akan memberikan World Statesman Award kepada Presiden RI terkait kerukunan dan toleransi kehidupan beragama di Indonesia yang telah secara terus menerus membangun dan mengembangkan kerukunan di Indonesia.
Umat Islam Indonesia sejak awal pendirian RI memiliki komitmen dan menerapkan sikap toleransi kepada umat dan pemeluk agama lain untuk bersama-sama membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang agamis, rukun dan damai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menyesalkan adanya sekelompok kecil orang yang menolak rencana pemberian penghargaan tersebut yang didasarkan pada kasus-kasus tertentu yang terjadi di Indonsia, yang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya kehidupan umat beragama di Indonesia secara komprehensif dan mengabaikan fakta-fakta yag secara nyata menunjukkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.
Umat Islam Indonesia sejak awal pendirian RI memiliki komitmen dan menerapkan sikap toleransi kepada umat dan pemeluk agama lain untuk bersama-sama membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang agamis, rukun dan damai dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menyesalkan adanya sekelompok kecil orang yang menolak rencana pemberian penghargaan tersebut yang didasarkan pada kasus-kasus tertentu yang terjadi di Indonsia, yang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya kehidupan umat beragama di Indonesia secara komprehensif dan mengabaikan fakta-fakta yag secara nyata menunjukkan kehidupan beragama yang harmonis di Indonesia.
Beberapa Ormas yang datang di antaranya: Al Irsyad Al Ilamiyah (diwakili Ridho Baridwan), PP Persis (Taufiq Rahman), Attahiriyah (Suryani Thahir, Nuruzzaman), PP Muhammadiyah (M. Imran Hanafi), PP PUI (Ahmadi Thoha, Ali Syamsudin), PB. Alwasliyah (M. Yusnar Yusuf), DPP Perti (H.M. Faisal Amin), BKMT/Assyafiiyah (Tutty Alawiyah), MUI (Amidhan).
Ormas Islam lainnya Wahdah Islamiyah (Muh. Zaitun Rasmin), Persis (M. Abdurachman), Matlaul Anwar (Sadeli Karim), DPP LDII (Abdullah Syam), DPP SI (Raharja Tjakraningrat), DPP LDII (Rio Sidauruk), Sekjen FUI M. Ali Al Khatthath), FUI Wiraman Adnan, Lutfi Hakim, M. Sholeh Amin), PB NU (Iqbal Sullam), Attahiriyah (Suryani Thaher).
Ormas Islam lainnya Wahdah Islamiyah (Muh. Zaitun Rasmin), Persis (M. Abdurachman), Matlaul Anwar (Sadeli Karim), DPP LDII (Abdullah Syam), DPP SI (Raharja Tjakraningrat), DPP LDII (Rio Sidauruk), Sekjen FUI M. Ali Al Khatthath), FUI Wiraman Adnan, Lutfi Hakim, M. Sholeh Amin), PB NU (Iqbal Sullam), Attahiriyah (Suryani Thaher).
Pewarta: Edy Supriatna Sjafei
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013