Seoul (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Korea Selatan Yun Byung-Se pada Senin mengatakan akan sulit untuk melanjutkan pertukaran tingkat tinggi dengan Jepang, menuduh Tokyo telah "bersikap dingin" terkait upaya Seoul mempererat hubungan keduanya.

Kala memberikan pengarahan wartawan untuk pertama kali sejak mengemban jabatan tersebut pada Maret 2013, Menlu Yun menyoroti kunjungan sejumlah politisi senior Jepang ke kuil penghormatan atas sejumlah bekas penjahat perang dan komentar-komentar kontroversial dari beberapa pihak seperti Walikota Tokyo, Toru Hashimoto.

"Seluruh langkah yang bertentangan dengan zaman tersebut terlihat sebagai sikap dingin atas determinasi kami untuk meningkatkan hubungan dengan Jepang," kata Yun.

"Kecuali ada perkembangan positif dalam atmosfer diplomatik, saya ragu ada pertukaran antar pejabat tingkat tinggi, terlebih di antara para pemimpin, itu tidak akan mudah," ujarnya.

Peninggalan pendudukan kolonial Jepang pada 1910-1945 di Korsel telah menjadi pemantik ketegangan, mengingat Seoul bersikeras Tokyo tidak pernah terlihat cukup menyesal terkait penderitaan yang mereka akibatkan.

Korsel juga sempat terpancing amarahnya ketika menteri-menteri kabinet Jepang beserta sejumlah anggota parlemen baru-baru ini mengunjungi kuil Yasukuni, yang didirikan untuk menghormati 2,5 juta nyawa korban perang termasuk 14 pemimpin penjahat perang.

Kunjungan tersebut menjadi penyebab penundaan rencana lawatan Yun ke Tokyo sebagai bentuk protes, sementara Presiden Park Geun-Hye memperingatkan Jepang agar tidak bergeser ke kanan dan menyayat kembali "luka masa lalu".

Hubungan keduanya menemui batu sandungan kembali saat Hashimoto pada awal bulan ini mengatakan "perempuan penghibur" Korsel yang dipaksa untuk memuaskan hasrat seksual sejumlah prajurit Jepang selama masa Perang Dunia II dianggap menjalankan peran "penting".

"Pernyataan semacam itu bukan hanya memalukan tetapi juga bentuk pelecehan," kata Yun.

"Saya pikir komentar semacam itu harus dihentikan, bukan hanya untuk kepentingan dia tetapi juga bagi masyarakat Jepang yang terhormat," ujar dia menambahkan.

Akan tetapi Menlu memastikan ketegangan tersebut tidak akan mempengaruhi kerja sama Korsel dan Jepang dalam menyikapi Korea Utara dan program nuklir mereka.

Kedua negara sekutu AS tersebut "satu pandangan" terkait isu Korut dan akan terus bekerja sama bahu membahu, ujar Yun. (G006/M016)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013