Jakarta (ANTARA) - Pakar mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Yeva Rosana menjelaskan tidak ada kaitan antara penyuntikan vaksin Human papillomavirus (HPV) dengan kemungkinan perempuan mengalami kemandulan sebab vaksinasi bertujuan mencegah infeksi.
“Vaksin itu tujuannya mencegah infeksi. Pun, kalau sudah terinfeksi, vaksin diharapkan tidak membuat parah penderita. Sementara kemandulan itu terjadi karena adanya infeksi yang tidak diobati, tentu keduanya jadi tidak relevan,” kata dia di Jakarta, Rabu.
Dalam kasus itu, kata dia, perlekatan di organ reproduksi justru terjadi karena infeksi bakteri penyebab Gonore yang membuat sel telur tidak bertemu dengan sperma.
Baca juga: Kemenkes pastikan vaksin HPV pada perempuan tidak berdampak mandul
Oleh karena itu, ia mengimbau perempuan dengan faktor risiko tinggi terkena infeksi HPV, baik melalui aktivitas seksual dengan lebih dari satu pasangan maupun gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, sebaiknya melakukan vaksinasi HPV.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril pada Selasa (10/10) menjelaskan imunisasi HPV bertujuan mencegah penyakit kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV. Bahkan, menurut Syahril tingkat keberhasilannya dapat mencapai 100 persen apabila diberikan sebanyak dua dosis kepada anak perempuan berusia 9-13 tahun.
Kegiatan imunisasi HPV menjadi wujud komitmen Indonesia dalam pencegahan kanker serviks yang dibuktikan dengan masuknya imunisasi tersebut dalam Program Imunisasi Nasional sejak 2023.
Baca juga: Bio Farma produksi 3,1 juta dosis vaksin untuk program imunisasi HPV
Baca juga: Kemenkes canangkan perluasan imunisasi HPV secara nasional
Baca juga: Wamenkes: Vaksin HPV Nusagard bentuk nyata kemandirian farmasi RI
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023