"Kenapa harus merenungkan masa itu? Karena ini bukan sekadar penyingkapan kejayaan masa lalu, ini adalah sebuah pengingat bahwa di dalam DNA kita terletak semangat, esensi dari keingintahuan mereka, ketekunan mereka, keyakinan mereka yang tak tergoya
Jakarta (ANTARA) - Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengatakan bahwa zaman keemasan Islam bisa menjadi inspirasi dalam melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
"Kenapa harus merenungkan masa itu? Karena ini bukan sekadar penyingkapan kejayaan masa lalu, ini adalah sebuah pengingat bahwa di dalam DNA kita terletak semangat, esensi dari keingintahuan mereka, ketekunan mereka, keyakinan mereka yang tak tergoyahkan pada kekuatan pengetahuan yang transformatif," kata Anies dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci (keynote speech) dalam acara 40th Anniversary Symposium by International Islamic University Malaysia Alumni Association di Kuala Lumpur, Malaysia.
Anies lantas menjelaskan proses masuknya Islam ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut dia, ada beberapa wilayah menonjol seperti di Asia Tenggara yang memeluk Islam, serta terus mengejar ilmu pengetahuan tanpa henti.
“Hal ini merupakan sebuah narasi atas komitmen pantang menyerah dalam mendapatkan pencerahan,” ucapnya.
Dia juga memaparkan perihal sejarah peradaban Islam di Asia Tenggara berikut perpaduannya dengan budaya lokal, serta nilai-nilai dan kekayaan warisan Islam di Asia Tenggara.
Anies pun menilai bahwa proses masuknya Islam ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak dilakukan melalui penaklukan, melainkan melalui budaya, sastra, perdagangan, hingga pendidikan di pondok-pondok pesantren yang sudah lama berdiri sebagai mercusuar.
“Selama berabad-abad pondok pesantren di Indonesia telah menawarkan lebih dari sekadar pengajaran agama, tetapi juga menjadi pusat komunitas dalam pembentukan karakter untuk memupuk semangat dalam menggali riset, penelitian, dan ilmu pengetahuan,” katanya.
Selain itu, Anies menyampaikan pula beberapa langkah agar pendidikan Islam mendunia, di antaranya melalui relevansi global, pendekatan antardisiplin ilmu, integrasi teknologi, penelitian dan pengembangan, praktik berkelanjutan, serta dialog antar umat beragama.
Dalam acara tersebut, turut hadir pula Wan Azizah Wan Ismail, istri Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023