"Produk kayu kita untuk lantai (flooring) potensi (ekspor)-nya besar di Eropa," kata Menhut Zulkifli Hasan kepada Antara News, di sela-sela temu ramah, di Wisma Duta, KBRI Indonesia di Kiev, Ukraina.
Selama ini, lanjut dia, ekspor lantai kayu Indonesia lebih banyak ke wilayah Eropa Barat.
"Ini saatnya kita masuk ke wilayah Eropa Timur," ujarnya. Selain lantai kayu, kata dia, produk mebel kayu dari Indonesia juga memiliki peluang perluasan pasar yang besar.
"Kayu jati dan kayu-kayu tropis dari Indonesia bagus-bagus dan warnanya khas, tidak ada di sini dan diminati di Eropa," kata Zulkifli.
Namun diakui Zulkifli, pengembangan produk kehutanan berbasis kayu, tidak boleh lagi mengandalkan hutan alam, melainkan hutan tanaman, dalam rangka pelestarian hutan.
"Saya minta Perhutani yang memiliki dua juta hektare Jati di Jawa untuk melakukan ekspansi pasar," kata menteri.
Dirut Perum Perhutani Bambang Sukmananto yang juga hadir pada pertemuan tersebut menambahkan pihaknya selama ini terus mengembangkan ekspor lantai kayu ke berbagai negara.
"Tahun ini kami mendapat kontrak ekspor lantai kayu dari China sebanyak 500 kontainer," ujarnya.
Sementara itu, pemimpin misi dagang Dirjen Pengembang Ekspor Nasional (PEN) Gusmardi Bustami mengatakan salah satu produk kehutanan yang tengah digenjot ekspornya adalah produk berbasis rotan, baik mebel maupun kerajinan.
"Menteri Perdagangan akan membuat surat khusus ke perwakilan Indonesia di luar negeri untuk menggunakan mebel rotan," ujarnya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013