Bandung (ANTARA) - Perusahaan rintisan (startup) teknologi akuakultur pertama di Indonesia yakni eFishery melakukan ekspansi ke India dan mulai beroperasional pada kuartal 1 2024 mendatang dengan mengenalkan teknologi pemberian pakan ternak otomatis.

“Secara commercial pilot kita sudah melakukan selama 12 bulan terakhir dari September tahun lalu hingga September ini.Kita roll out commercially tahun depan officially, awal tahun depan, kuartal I,” kata Co-Founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah saat konferensi pers 10th Anniversary eFishery di Sabuga, Bandung, Rabu.

Gibran menjelaskan India dipilih karena mempunyai dampak dan peluang pasar yang besar serta memiliki kemiripan market dengan Indonesia yakni pembudidaya skala kecil.

“Secara size market juga mirip dengan Indonesia, kurang lebih totalnya 9-10 miliar dolar AS. Market udangnya lebih besar dibandingkan Indonesia, pertumbuhan udangnya mereka itu 30 persen setiap tahun. Indonesia cuma 13 persen setiap tahun,” ucapnya.

Namun yang menarik dari India, lanjutnya, pertumbuhan pasar perikanannya terpusat di satu provinsi saja yang memiliki luasan sebesar Pulau Jawa dengan 85 persen produksi berasal dari provinsi tersebut. Sedangkan di Indonesia, petambak udang sangat tersebar mulai dari Aceh, Nusa Tenggara dan Maluku. Sehingga, biaya produksi budidaya udang di India jauh lebih kompetitif dibandingkan Indonesia.

“Untuk eFishery yang memang mainnya density, kalau satu tempat petaninya bisa lebih banyak lebih enak buat teknologi semacam ini bisa scale. Jadi kita melihat potensi impact-nya bisa lebih besar,” jelasnya.

Kendati demikian itu, produktivitas pembudidaya dan petambak di India hanya satu per lima dari petani Indonesia. Sehingga, jika eFishery bisa membawa teknologi miliknya ke India dan menaikkan produktivitas 2 kali lipat maka dampak ke sektor perikanan akan semakin besar.

“Belum lagi sektor consumer-nya market masyarakatnya besar. Jadi kalau dihitung satu masyarakat India nambah makan ikan satu piring aja satu bulan kali 2 miliar orang. Jadi potensi impact dan opportunity yang kita lihat dan similarity sama apa yang sudah kita bangun di Indonesia untuk bisa berdampak luas,” ucap dia.

Baca juga: eFishery fasilitasi transaksi ikan dan udang Rp8 triliun sejak 2013
Baca juga: Startup akuakultur targetkan 200 ribu pembudidaya lakukan hilirisasi
Baca juga: Perusahaan akuakultur eFishery raih pendanaan seri D Rp3 triliun

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023