Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berupaya merangkul anak-anak muda, termasuk generasi Z untuk mewujudkan Pemilihan Umum 2024 yang berlangsung dengan damai.

"Dari 204 juta daftar pemilih tetap (DPT) Pemiu 2024, jumlah suara gen-Z sebanyak 46,8 juta suara atau 22,85 persen," kata Ita, sapaan akrab Hevearita di Semarang, Rabu.

Hal itu disampaikannya saat Grup Discussion Competition bertajuk "Pemilu 2024 dari Sudut Pandang Generasi Z" yang digelar Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang.

Ia menyebutkan bahwa Kota Semarang masuk dalam wilayah yang memiliki potensi konflik tertinggi menjelang Pemilu 2024, sebagaimana Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang dirilis oleh Bawaslu Jawa Tengah.

"Kota Semarang berada di urutan 12 se-Indonesia, dan peringkat pertama dalam skala Jawa Tengah," kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.

Diakuinya, bibit-bibit konflik menjelang Pemilu 2024 mulai dapat dirasakan sehingga pemetaan-pemetaan untuk mengatasi dan menanggulangi masalah tersebut penting untuk dilakukan.

"Saya dan teman-teman ingin membuktikan bahwa Kota Semarang tidak seperti itu. Kita harus bergerak cepat melihat potensi-potensi yang menimbulkan konflik atau yang memicu perbedaan-perbedaan," ujarnya.

Diskusi itu menjadi salah satu upaya Pemerintah Kota Semarang untuk merangkul gen-Z untuk membantu mewujudkan pemilu yang damai, dengan saling menyampaikan gagasan dan ide membangun.

Kegiatan tersebut diikuti oleh fakultas ilmu politik dan pemerintahan dari empat perguruan tinggi, yakni Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo.

Menurut dia, kegiatan tersebut merupakan forum adu gagasan dari para mahasiswa mengenai penyelenggaraan pesta demokrasi, baik pemilu maupun pilpres sehingga bisa berlangsung dengan damai dan lancar.

Gagasan dan buah pikir dari kelompok gen-Z perlu didengarkan, kata dia, mengingat nantinya mereka akan menjadi generasi penerus yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa.

"Mereka ini selalu cepat bergerak, juga punya kemampuan berkomunikasi lebih cepat. Mereka juga bisa disebut sebagai generasi yang tidak bisa ditinggal, mereka adalah generasi penentu ke depannya," ujarnya.

Sebagai panelis diskusi, yaitu Kepala Departemen Politik dan Pemerintahan FISIP Undip Nur Hidayat Sardini, pengajar Ilmu Politik FISIP Unwahas Joko J Prihatmoko, dan Sekretaris Badan Kesbangpol Kota Semarang Joko Hartono.

"Ini adalah contoh bagaimana kegiatan bisa memfasilitasi dari Gen-Z. Acara-acara semacam ini pasti akan berlanjut, tetapi disesuaikan lagi dengan tema-temanya," kata Ita.

Baca juga: Pakar UGM: Gaya "everyday politics" efektif gaet gen Z di Pemilu 2024

Baca juga: Peluang besar anak muda DKI Jakarta memutus politik uang

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023