Pasar keuangan di negara berkembang juga masih memiliki potensi, sehingga mata uangnya kembali berada dalam area positif

Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin pagi terapresiasi sembilan poin menyusul masih adanya ekspektasi positif investor terhadap negara berkembang.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin pagi bergerak menguat sembilan poin menjadi Rp9.770 dibanding sebelumnya di posisi Rp9.779 per dolar AS.

"Pergerakan nilai tukar rupiah naik terbantukan oleh kondisi pasar investasi di Indonesia yang masih dinilai memberikan imbal hasil positif," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan masuknya aliran dana asing memberikan kepercayaan kondisi ekonomi di dalam negeri masih baik sehingga rupiah terdorong laju kenaikannya.

Dari global, faktor yang turut membantu apresiasi mata uang rupiah antara lain kenaikan nilai tukar dolar Selandia Baru setelah adanya rencana kenaikan suku bunga dan kenaikan harga perumahan China yang berdampak pada apresiasi yuan.

Kendati demikian, lanjut dia, terdapat juga beberapa faktor yang menghambat penguatan nilai tukar domestik terutama pelaku pasar uang masih mengambil posisi tunggu terhadap kejelasan waktu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

"Meski rupiah juga diterpa sentimen negatif namun intervensi BI masih mampu mengimbangi, sehingga pelemahan mata uang domestik pun terbatas," kata Reza.

Analis Milenium Danatama Sekuritas, Abidin menambahkan nilai tukar rupiah diperkirakan kembali berada dalam tren penguatan seiring rencana pemerintah untuk menaikan BBM subsidi.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013