Perlu diperhatikan juga bahwa pemerintah Indonesia dalam kebijakannya, memprioritaskan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Supaya ke depannya industri-industri mobil listrik yang terbangun di Indonesia bisa berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menerima produsen mobil listrik asal Vietnam VinFast di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu.
Dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, pada kesempatan itu Moeldoko menyampaikan Perpres No 55/2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai serta Instruksi Presiden (Inpres) No 7/2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai sebagai Kendaraan Dinas Operasional, yang menjadi dasar investor asing untuk masuk ke Indonesia.
“Perlu diperhatikan juga bahwa pemerintah Indonesia dalam kebijakannya, memprioritaskan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Supaya ke depannya industri-industri mobil listrik yang terbangun di Indonesia bisa berkelanjutan,” ujar Moeldoko.
Dia mengatakan peluang percepatan pemenuhan TKDN minimal 40 persen tetap terbuka, dengan catatan bahwa sebelum tahun 2026, produksi baterai mobil listrik harus dilakukan di Indonesia. Sebab, baterai menjadi komponen krusial dalam kendaraan listrik itu sendiri.
Terkait dengan insentif yang akan diberikan berupa relaksasi pajak, penyesuaian TKDN sebesar 40 persen hingga tahun 2026, hingga relaksasi impor kendaraan completely built up (CBU), menurut Moeldoko, hal tersebut masih dalam peninjauan.
Moeldoko yang juga menjabat Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia mengatakan pemberian insentif ini akan diberikan hingga tahun 2026.
Baca juga: Vinfast akan ke Indonesia dengan modal Rp3 triliun
Baca juga: Mobil Vietnam VinFast incar pasar AS dan Eropa
Selain berfokus pada pemberian insentif investasi, Moeldoko turut menyebutkan pentingnya pertimbangan dalam peningkatan sumber daya manusia di dalam negeri.
“Hadirnya pabrik kendaraan listrik ini juga harus ikut menyejahterakan masyarakat, kita harus bisa sama-sama saling belajar. Pasti akan jadi partner yang baik ke depannya,” tutup Moeldoko.
Sementara itu, dari pihak VinFast secara serius menyampaikan ketertarikannya terhadap pasar kendaraan listrik di Indonesia.
Deputy CEO dari VinFast Global Bui Kim Thuy menegaskan bahwa target pembangunan pabrik VinFast di Indonesia di tahun 2026 dapat dipercepat jika ada dukungan dari pemerintah Indonesia.
“Kita bisa percepat hingga 2025, tentunya dengan dukungan pemerintah Indonesia terutama kaitannya dengan insentif investasi,” ujar Bui Kim Thuy.
Sebagai informasi, VinFast merupakan salah satu produsen mobil listrik dari Vietnam yang mulai agresif melakukan penetrasi ke sejumlah wilayah termasuk Indonesia.
Perusahaan ini berencana menginvestasikan sekitar 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp18,8 triliun. VinFast juga tercatat sebagai satu-satunya perusahaan asal Vietnam yang melantai di bursa Amerika Serikat.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023