Bagaimana itu teman-teman bisa membuat suatu kegiatan yang bisa mengumpulkan dana tersebut kemudian bisa diinvestasikan atau diajak berwakaf secara temporer
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengajak kaum milenial untuk melahirkan inovasi dan kreativitas dalam mengajak masyarakat berwakaf sehingga dapat turut membantu merealisasikan dan mengumpulkan dana wakaf dari potensi wakaf uang Rp188 triliun per tahun di Indonesia.
"Bagaimana itu teman-teman bisa membuat suatu kegiatan yang bisa mengumpulkan dana tersebut kemudian bisa diinvestasikan atau diajak berwakaf secara temporer," kata Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Dwi Irianti Hadiningdyah di Graha Sawala Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta Pusat, Rabu.
Dalam temu bincang Milenial Berwakaf: Cerdas Spiritual, Cerdas Financial, Dwi menuturkan kaum milenial dapat menjadi agen perubahan dengan menginformasikan berbagai hal terutama kebijakan dan instrumen-instrumen yang diterbitkan oleh pemerintah seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) untuk mengajak masyarakat berwakaf.
CWLS adalah cara baru bagi masyarakat untuk berwakaf uang dan berinvestasi sosial, yang sekaligus mendukung pengembangan investasi sosial dan wakaf produktif serta mempercepat pencapaian target tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
CWLS pertama kali diterbitkan pada Maret 2020 (seri SW-001) senilai Rp50,85 miliar yang hasil investasinya digunakan untuk pembangunan Retina Center di Rumah Sakit Wakaf Achmad Wardi di Serang, Banten, pembiayaan operasi katarak gratis bagi 2.513 duafa, dan pengadaan ambulans untuk rumah sakit wakaf tersebut.
Baca juga: BNI Asset Management serahkan wakaf Rp775,21 juta untuk Dompet Dhuafa
Baca juga: Pemerintah terbitkan sukuk wakaf SW002 untuk pengembangan ITS
Dwi mengatakan wakaf tersebut nantinya dapat digunakan untuk mencapai target tujuan pembangunan berkelanjutan, mendukung pembangunan bangsa dan turut membangun ekonomi Indonesia. Wakaf juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang membutuhkan serta mendukung program sosial dan pemberdayaan masyarakat.
"Imbalan dari pengelolaan wakaf itu bisa digunakan untuk menyelesaikan program-program tujuan pembangunan berkelanjutan," ujarnya.
Menurut dia, melalui penciptaan konten-konten kreatif yang bisa mengajak masyarakat untuk melakukan wakaf cerdas, kaum milenial bisa membuat amal jariah tanpa harus mengeluarkan dana yang mungkin masih akan digunakan untuk kegiatan yang lain. Dwi menuturkan CWLS merupakan salah satu instrumen wakaf yang lahir dari ide kreatif kaum milenial DJPPR Kemenkeu.
Pemerintah menyediakan instrumen CWLS kepada masyarakat untuk mudah berwakaf dan mempermudah para nazhir atau pihak baik perorangan maupun institusi atau badan hukum mengelola dana wakaf.
"CWSL ini adalah bagian dari pemerintah hadir untuk menyediakan instrumen yang mudah, aman dan menguntungkan bagi para nazhir untuk mengelola dana wakaf," ujarnya.
Salah satu nazhir yang selama ini menerima dan mengelola imbalan CWLS adalah Dompet Dhuafa. Selain gencar dengan gerakan Sejuta Wakif, Dompet Dhuafa terus mengajak peran serta seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong untuk merampungkan Pesantren Tahfidz Green Lido, yang berdiri di atas lahan wakaf seluas 2,6 hektar di daerah Lido, Sukabumi. Pesantren terpadu itu ditargetkan melahirkan penghafal Quran yang berkompeten menjadi dai dan pemimpin umat.
General Manager Wakaf Dompet Dhuafa Bobby P Manulang menuturkan Dompet Dhuafa melihat kaum milenial sebagai prospek wakaf masa depan di mana milenial dapat berdonasi untuk memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat.
Guna meningkatkan literasi terkait wakaf, DJPPR bekerja sama dengan Dompet Dhuafa dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berkolaborasi mengadakan kegiatan Wakaferse dan temu bincang tersebut untuk meningkatkan partisipasi aktif masyarakat, sehingga program wakaf dapat bergulir secara cepat serta bermanfaat untuk masyarakat secara luas.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan potensi wakaf di Indonesia sangat besar, termasuk untuk wakaf berbentuk uang yang dapat mencapai Rp188 triliun.
Dengan potensi yang besar itu, menurut Presiden, Indonesia perlu terobosan-terobosan, utamanya dalam mengembangkan lembaga keuangan syariah yang dikelola dengan sistem wakaf.
Baca juga: Pemerintah buka penawaran SWR004 untuk wakif individu dan institusi
Baca juga: Wamenkeu sebut wakaf uang mudah dan aman bisa dilakukan dengan CWLS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023