Jakarta (ANTARA) -
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat jaringan kerja sama internasional dengan Korea Selatan di bidang ilmiah dan teknologi dengan Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST).

Kerja sama dua institusi tersebut diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan bersama, kata Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Agus mengapresiasi dan menyambut baik kunjungan KIOST yang diwakili oleh Direktur Marine Technology Cooperation Research Center (MTCRC) Korea Park Hansan, dan Direktur MTCRC Indonesia Ivonne Milichristi Radjawane.

"BRIN mengapresiasi kolaborasi riset khususnya di bidang maritim yang telah terjalin antara KIOST/MTCRC dengan BRIN, juga dengan beberapa instansi dan universitas di Indonesia,” ujar Agus.

Ia menyampaikan, KIOST dan MTCRC juga dapat melakukan kerja sama dalam bidang kebijakan, mengingat BRIN juga memiliki fungsi perumusan dan penetapan kebijakan di bidang riset dan inovasi.

Selain itu, lanjutnya, BRIN juga terbuka untuk bekerja sama melalui pendanaan riset bersama.

"Bulan lalu kami baru saja meresmikan wadah pendanaan riset bernama Indonesia Research and Innovation Fund (IRIF) yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti BRIN maupun eksternal termasuk mitra internasional," ucapnya.

Sementara itu, Direktur MTCRC Korea Park Hansan memperkenalkan MTCRC yang merupakan lembaga penyelenggara di Indonesia mewakili KIOST.

"BRIN merupakan mitra potensial bagi KIOST dan MTCRC melihat rekam jejak kolaborasi riset dan seminar bersama," ujar dia.

Sedangkan Direktur MTCRC Indonesia Ivonne berharap pihaknya dapat terus memperluas kerja sama dengan BRIN pada bidang selain riset.

"Selain riset, kami berharap dapat memperluas kerja sama dengan BRIN dalam berbagai wadah seperti pemanfaatan infrastruktur bersama dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia," katanya.

Kerja sama antar kedua belah pihak yang telah disepakati meliputi penelitian bersama, pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, pertemuan ilmiah, pertukaran data ilmiah, pemanfaatan fasilitas, serta dukungan klirens etik riset (keberterimaan secara etik suatu rangkaian proses riset).

Kemudian, perizinan tenaga asing di bidang kelautan dan perikanan, oseanografi, keanekaragaman hayati dan bioteknologi, ilmu kebumian, penginderaan jauh, teknologi lingkungan dan kebencanaan, serta energi.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023