Kuala Lumpur (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur mengadakan literasi keuangan yang diikuti lebih dari seratusan pekerja migran perempuan Indonesia di Ipoh, Malaysia, Minggu (8/10).
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Malaysia Hermono di Kuala Lumpur, Rabu, mengatakan berdasarkan data kedutaan besar, terdapat sekitar 440 ribu pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia yang memiliki visa kerja sementara, di mana 40 persen di antaranya atau sekitar 176 ribu orang merupakan pekerja migran perempuan.
Jika dibandingkan dengan PMI laki-laki, pekerja migran perempuan menjadi perhatian tersendiri karena memiliki karakteristik yang berbeda, di mana mereka cenderung lebih rentan terhadap penyimpangan perilaku dan kejahatan.
Dengan rata-rata usia 20-30 tahun, banyak PMI perempuan di Malaysia masih belum memahami risiko-risiko yang akan terjadi atas penyimpangan perilaku dan tindak kejahatan yang ada. Karenanya, ia mengatakan pemberdayaan dan perlindungan untuk mereka menjadi penting untuk mengatasi permasalahan itu.
Ia mengatakan penting bagi pekerja migran perempuan untuk mampu mengenal lingkungannya dengan baik, menjaga diri dan perilaku selama bekerja di Malaysia. Tentunya dengan menaati ketentuan dan norma-norma yang ada di Malaysia.
Kesempatan bekerja di luar negeri, menurut dia, juga harus dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menjadi bekal yang cukup sekembalinya ke Indonesia.
“Kita harus bisa menjaga diri baik-baik di Malaysia, ikuti aturan dan jangan melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan norma yang ada, bekerja dengan baik. Manfaatkan pengalaman kerja di Malaysia untuk bekal nanti saat kembali ke Indonesia” kata Hermono, memberi pesan.
Untuk meningkatkan pemberdayaan dan juga perlindungan kepada PMI perempuan, KBRI Kuala Lumpur mengadakan kegiatan Literasi Keuangan yang diadakan di Dewan Serbaguna MBC Klebang Ipoh dan dihadiri ratusan peserta pada Minggu (8/10) lalu.
Country Manager BRI Malaysia Bagus L Maestoso yang hadir dalam kegiatan itu memberikan materi mengenai bagaimana merencanakan keuangan yang baik, sehingga PMI mampu mengatur keuangannya dengan bijak selama bekerja di Malaysia dan juga setelah kembali ke Indonesia.
Sedangkan di sesi lainnya Country Manager Public Gold Indonesia Riana Dewi Rifayani menyampaikan soal opsi investasi emas bagi pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Menurut dia, emas menjadi sarana berinvestasi yang baik karena harga yang relatif stabil dan juga lebih aman dibandingkan instrumen investasi lain.
Atase Tenaga Kerja KBRI Kuala Lumpur Erga Grenaldi mengatakan kegiatan Literasi Keuangan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pemberdayaan PMI khususnya pekerja migran perempuan agar mereka mampu mengelola keuangan dengan baik sekaligus menjadi kegiatan perlindungan PMI, terutama dari modus-modus penipuan keuangan atau perbankan yang marak terjadi.
Menurut Erga, peserta cukup serius dan penuh antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Ia mengatakan kegiatan semacam itu akan diadakan secara rutin oleh KBRI Kuala Lumpur di beberapa lokasi yang berbeda dengan harapan nantinya semua tenaga kerja Indonesia di Malaysia memiliki kesadaran tentang pentingnya merencanakan dan mengelola uang dengan baik.
Baca juga: KBRI pantau kasus WNI diduga bawa 58,9 kg sabu di Malaysia
Baca juga: KBRI Kuala Lumpur dampingi DB tuntut gaji sembilan tahun tak dibayar
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2023