Jakarta, 10 Juli 2006 (ANTARA) - PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan PT Meganusa Inti Sawit melaksanakan program peningkatan kemampuan (capacity building) Koperasi Desa untuk mendukung penyaluran kredit mikro BII. Program diselenggarakan di 16 Koperasi Desa di Indragiri Hulu yang tergabung di KUD Sumber Rejeki. Program capacity building mencakup pengembangan sumber daya manusia, dukungan perangkat keras, perangkat lunak, instruktur dan tenaga pendamping yang kompeten. Ini bertujuan agar koperasi memiliki kompetensi dalam mengelola Unit Simpan Pinjam yang akan menerima kredit dari BII untuk selanjutnya diteruskan kepada anggotanya. BII telah menjalin kerjasama dengan KUD Sumber Rejeki dan PT Meganusa Inti Sawit dalam pemberian fasilitas Kredit Kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA) sejak tahun 1996. Fasilitas ini digunakan untuk membangun kebun kelapa sawit seluas 14.000 ha milik 7.000 KK petani anggota 16 Koperasi Desa. KKPA yang disalurkan BII merupakan salah satu skim kredit program yang didukung juga oleh dana Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Kredit ini diberikan kepada Koperasi Primer yang telah berbadan hukum untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya guna membiayai usaha produktif anggota. Realisasinya dapat digunakan untuk membiayai investasi dan modal kerja terkait investasi. Seiring keberhasilan pembangunan kebun kelapa sawit yang dibiayai KKPA, pendapatan keluarga petani meningkat. Kebutuhan yang ingin dipenuhi pun meningkat. Diharapkan, Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi Desa sebagai Lembaga Keuangan Mikro dapat melayani peningkatan kebutuhan anggotanya termasuk kebutuhan kredit. Namun, kendala yang dihadapi seringkali mereka terbentur oleh kemampuan sumber daya manusia dan modal. "Peningkatan capacity building koperasi dan penyediaan infrastruktur penunjang adalah bagian dari apresiasi kami kepada Koperasi Desa agar mampu berperan dalam menyalurkan kredit mikro kepada anggotanya. Oleh karena itu kami merasa terpanggil untuk melakukan peningkatan kemampuan mereka dalam mengelola kredit," kata Kepala Grup Perbankan UKM & Komersial, Birman Prabowo. "Dengan peningkatan kompetensi SDM dan infrastruktur yang memadai, Koperasi Desa layak dijadikan distribution channel dalam penyaluran kredit mikro BII dengan risiko kredit yang terkelola dengan cukup baik." Menurut Birman, kerjasama yang dikembangkan dengan koperasi bersifat sinergis. "Melalui program ini koperasi juga akan mendapatkan penguatan permodalan untuk mengembangkan usaha dan pendapatan," kata Birman. Penyaluran kredit mikro melalui koperasi merupakan bagian dari linkage program yang dijalankan BII melalui pola executing. Dalam konteks ini, BII melakukannya melalui skim pembiayaan kepada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) atau Unit Simpan Pinjam (USP) Koperasi dalam kapasitasnya sebagai salah satu lembaga keuangan mikro. BII akan memberikan pembiayaan secara langsung kepada KSP/USP Koperasi untuk seterusnya dipinjamkan kepada anggotanya dalam skala mikro dan kecil. Catatan untuk editor: BII adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan jaringan internasional yang memiliki lebih dari 240 cabang dan 700 ATM di seluruh Indonesia, dan juga hadir di Mauritius dan Mumbai. Dengan total dana pihak ketiga sebesar lebih dari Rp35 triliun dan aset di atas Rp47 triliun, BII menyediakan serangkaian jasa keuangan melalui kantor cabang dan jaringan ATM, phone banking dan internet banking. BII telah tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (BNII) dan aktif di sektor UKM/Komersial, Konsumer dan Korporasi. BII menyediakan produk dan jasa untuk perusahaan berskala menengah dan komersial serta menyediakan kepada individu produk-produk kartu kredit, KPR, deposito, pinjaman dan layanan perbankan prioritas. Sedangkan layanan untuk nasabah korporasi adalah trade finance, cash management, pinjaman, kustodian dan foreign exchange. Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi:Esti Nugraheni, Kepala Divisi Komunikasi, tel: 2300-888 ekst. 10829(T.UM001/B/W001/W001) 10-07-2006 15:35:24
Copyright © ANTARA 2006