Abu Dhabi (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Prancis pada Sabtu menolak keikutsertaan Iran dalam rencana perundingan damai Suriah, sembari menyatakan Teheran terlibat dalam konflik dan tidak memiliki itikad menciptakan perdamaian.

Menlu Prancis, Laurent Fabius, akan menjadi tuan rumah dalam jamuan makan malam bersama Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Amerika Serikat John Kerry pada Senin (27/5) untuk membicarakan bagaimana mendorong Presiden Bashar al-Assad dan kelompok oposisi Suriah dapat menghadiri perundingan di Jenewa, lapor Reuters.

Berbicara di atas pesawat udara Prancis dalam perjalanan menuju Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA), Fabius mengatakan tidak ada "tongkat sihir" untuk membawa pihak berseteru ke meja perundingan meskipun pemerintahan Presiden Bashar telah menyatakan bersedia hadir.

Pihak Rusia menyatakan Iran harus diikutsertakan dalam perundingan damai, yang merupakan inisiatif bersama Moskow dan Washington serta bisa jadi berlangsung dalam beberapa pekan mendatang.

Akan tetapi Fabius mengatakan kehadiran Iran di Suriah melalui perwira mereka yang "mengendalikan operasi" dan lewat sekutunya, Hizbulah, memperlihatkan mereka tidak memiliki tempat di meja perundingan.

"Ya, Rusia menginginkan Iran ambil bagian di Jenewa, namun kami menolaknya karena Iran tidak menginginkan solusi politik dan justru melibatkan diri dalam medan pertempuran," kata dia.

Fabius juga mengatakan dengan negosiasi alot juga akan terjadi pada tahun mendatang antara kekuatan-kekuatan utama dunia, termasuk Prancis, AS dan Rusia, mengenai program nuklir Iran, memberikan Iran tempat di perundingan damai Suriah akan memperumit pembicaraan tersebut.

AS dan Uni Eropa sejauh ini berupaya menjauhi langkah langsung pemberian senjata kepada kelompok oposisi pemberontak, namun memberikan dukungan "tanpa senjata", sementara nbegara-negara Liga Arab seperti Qatara dan Arab Saudi mengirimkan senjata mereka.

Fabius akan menemui Menlu UEA, Sheikh Abdullah bin Zayed al-Nahyan, untuk berbicara pada Sabtu. Krisis di Suriah dan program nuklir Iran akan menjadi topik utama, mengingat negara Teluk tersebut menuduh Teheran telah mencampuri urusan mereka dengan memicu kerusuhan. (G006/AK)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013