Soal bentuk reward yang diberikan nanti akan ditentukan, jika memang ada mahasiswa yang terlibat langsung dalam sosialisasi kurikulum baru ke sekolah, tentu akan diapresiasi"

Padang (ANTARA News) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Musliar Kasim mengajak mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk ikut terlibat menyosialisasikan penerapan kurikulum 2013 ke sekolah-sekolah.

Wamen menyampaikan hal ini dalam seminar nasional yang digelar mahasiswa FKIP Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, bertema "Menyonsong Kurikulum 2013 untuk mencapai Indonesia Cerdas 2020" di Kampus Ulak Karang Padang, Sabtu.

Mantan Rektor Unand Padang itu menjanjikan reward bagi mahasiswa FKIP UBH yang terlibat langsung dalam mendukung penerapan kurikulum 2013, karena belum ada yang mendeklarasikan komitmen seperti disampaikan dalam forum seminar tersebut.

"Soal bentuk reward yang diberikan nanti akan ditentukan, jika memang ada mahasiswa yang terlibat langsung dalam sosialisasi kurikulum baru ke sekolah, tentu akan diapresiasi" ujarnya.

Menurut dia, apabila FKIP UBH Padang bisa menjadi `leading` sektor dalam penerapan kurikulum 2013, tentunya akan dikenang banyak orang di Sumbar.

Jika ingin memajukan dunia pendidikan di Sumatera Barat, penerapan kurikulum 2013 merupakan `entry poin` karena tak semua daerah yang dipilih untuk tahun pertama ini.

Oleh karena itu, peran mahasiswa FKIP diharapkan dapat terlibat langsung karena setelah tamat atau ada yang sebagai guru akan menemui kenyataan ini.

Menurut dia, mahasiswa FKIP bisa saja mencari data-data sekolah misalnya di Kota Padang yang diikutkan dalam penerapan kurikulum baru mulai tahun ini.

"Datangi ke sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum baru, setelah memahami dalam pelaksanaannya dan ikut mempraktikkan, maka sampaikan pula ke sekolah-sekolah yang belum menerapkan di kampung halaman masing-masing," katanya.

Musliar menyampaikan, ada pula orang yang belum tahu dan mengerti secara rinci kelebihan dari kurikulum baru, tapi sudah mengajukan penolakan atau protes.

Oleh karena itu, upaya sosialisasi terus dilakukan, bahkan di Sumbar dia sudah melakukan keliling ke empat daerah dalam waktu satu hari.

"Supaya orang yang belum paham tak ikut-ikutan menolak penting digencarkan sosialisasi. Rasanya, saya malu kalau yang menolak penerapan kurikulum 2013 mulainya dari Sumbar," ujarnya.

Dalam diskusi yang dihadiri para dosen dan mahasiswa itu, muncul keraguan dari audien seminar nasional, apakah kurikulum baru bisa bertahan lama, karena biasanya berganti kepala negara, terjadi perubahan struktur kabinetnya.

Menurut Wamen, hal ini tak perlu dicemaskan karena kalau sudah semakin banyak orang yang paham dan berkoar-koar tentang kurikulum 2013, maka mereka (rakyat, red) akan mempertahankan kalau ada pihak-pihak hendak menghapusnya.

"Jika sesuatu yang bangun untuk kebaikan, maka ada `tangan` tuhan yang akan membantu, percayalah," ujarnya.

Rektor UBH Padang Niki Lukviarman menambahkan, FKIP UBH berkomitmen untuk ikut menyukseskan program penerapan kurikulum 2013 di Sumbar.

Jadi, tambah dia, menggelar seminar ini salah satu upaya untuk memahami secara komprehensif tentang kurikulum baru tersebut, makanya kedatangan dan bersedianya Wamen jadi pembicara menambah pemahaman. (KR-SA/R010)

Pewarta: Siri Antoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013