Saya berpikir untuk membatalkan rencana ini tadi malam, tapi para volunter mendesak untuk melanjutkannya,"

Kabul, Afghanistan (ANTARA News) - Setelah sehari diguncang ledakan dan bunyi desing peluru akibat baku tembak, warga Kabul, Afganistan, Sabtu pagi, disambut sebuah selebrasi seni oleh para volunter yang membagikan 10 ribu balon neon-pink perdamaian.

Selebrasi itu dirancang oleh Yazmany Arboleda, konseptor seni berusia 31 tahun dari Amerika Serikat, dengan gaya yang tidak biasa digunakan untuk membuat suasana kreatif dan ceria untuk warga ibu kota Afghan, yang telah diguncang dengan perang selama beberapa dekade.

Waktu acara, yang telah dirahasiakan sebelumnya, berlangsung beberapa jam setelah militan Taliban melakukan serangan bunuh diri pada pada gabungan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) di pusat Kabul.

Seorang aparat kepolisian tewas dan lima pria bersenjata ditembak mati selama beberapa jam saat pasukan keamanan memburu para penyerang dalam pertempuran hebat dengan ledakan geranat dan desing peluru yang terdengar hngga ke kota yang bersebalahan, saat malam hari itu.

"Saya berpikir untuk membatalkan rencana ini tadi malam, tapi para volunter mendesak untuk melanjutkannya," kata Arboleda.

"Saya dapat mendengar ledakan dari rumah saya namun setiap orang hanya mengabaikan dan melakukan persiapan terakhir tanpa terpengaruh," katanya.

"Mereka mengatakan inilah yang terjadi di kota mereka, dan mereka harus terus melanjutkan dengan hidup mereka. Bagaimana orang merindukan hal ini menunjukkan betapa banyak kreativitas,

hal positif dan cinta ada di sini meskipun dengan ha hal yang terjadi," katanya.

Pada Sabtu pagi --awal warga Afghan bekerja--lebih dari 100 seniman muda Kabul dan pelajar mendistribusikan balon pink cerah kepada para pekerja, penjaga toko dan keluarga yang hidup di ibu kota itu.

Proses distribusi di kota itu dimulai ada pukul 07.00 pagi, orang dewasa diberikan sebuah balon dan diminta untuk terus menjaga balon itu hingga hari berakhir.

"Balon itu tidak bernilai dengan uang banyak namun balon itu ada karena perdamaian, maka dari itu kita memulai inisiatif ini," kata Waheedullah Nizami, seorang tenatara yang menerima balon.

Namun Haji Mohammad Khan (62), penjual pisang secara kaki lima menolak inisiatif tersebut, dan mengatakan "Apa keuntungan dari hal ini ? ini tidak membantu untuk perdamaian disini,"

Arboleda yang berasal dari New York, merancang proyek balon yang sama di Nairobi Kenya, Bangalore di India dan Yamaguchi di Jepang.

Dengan tema "Kami percaya dengan Balon", acara itu dibiayai oleh perseorangan dan kelompok dari seluruh dunia yang mensponsori setiap balon masing-masing satu dolar AS (sekitar Rp9.700).

"Saya bicara kepada orang-orang bahwa balin ini akan membawa senyum di wajah Anda," kata Nargis Azaryoon, salah satu volunter.

"Saya ingin melihat orang-orang gembira," ujarnya.

Berlanjutnya serangan di Kabul kembali mencuat ketika pelaku bom bunuh diri beraksi di selatan kota itu pada Sabtu pagi, ketika dia masih menyiapkan ledakan, kata polisi, demikian AFP.
(I029)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013