Jakarta (ANTARA) - Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) segera memberangkatkan tim relawan medis dan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza setelah Rumah Sakit Indonesia di Gaza kesulitan melakukan pengobatan di mana dokter makin kelelahan dan persediaan obat makin menipis akibat banyaknya korban yang datang ke rumah sakit itu.
"Memandang hal itu, MER-C memandang perlu mengirimkan tim bedah dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina," kata Ketua Presidium MER-C Indonesia Sarbini Abdul Murad dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Sarbini menyebutkan MER-C akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia dan KBRI Kairo untuk memfasilitasi keberangkatan tim medis dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.
"Tim ini akan dipimpin oleh orang yang sangat berpengalaman, yang sering ke Gaza, yaitu Ir. Faried Thalib," kata Sarbini.
Baca juga: Bamsoet: Indonesia harus cari dukungan untuk perdamaian di Palestina
Dia mengatakan MER-C memutuskan meminta relawan agar tetap di Gaza untuk membantu korban, dengan catatan relawan itu harus bisa menjaga diri dan tidak melakukan hal-hal yang mencelakakan diri sendiri.
Sarbini menegaskan para relawan akan tinggal di RS Indonesia dan memprioritaskan diri membantu para korban di Gaza.
Faried Thalib mengungkapkan tim relawan medis dari Indonesia berjumlah lima orang.
"Ada dokter bedah, dokter ortopedi, dokter anestesi, dan dua orang lagi adalah engineer dan pembantu engineer untuk tetap berada di Gaza," kata Faried.
Faried menjelaskan bahwa MER-C berencana membangun poli spesialis di samping RS Indonesia, namun prioritas utama saat ini adalah membantu korban.
Baca juga: Palestina berhak pertahankan diri dari pendudukan Israel
Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Senin mengimbau WNI di Palestina dan Israel meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI.
Berdasarkan data terbaru, 45 WNI berada di Palestina yang 10 orang di antaranya berada di Gaza dan lainnya di Tepi Barat.
Selain itu, ada 230 WNI yang sedang wisata religi di berbagai titik di Israel dan hingga kini tidak ada laporan WNI menjadi korban.
Sabtu pekan lalu Brigade Al-Qassam, yang merupakan sayap bersenjata kelompok Hamas melancarkan serangan roket ke wilayah, bandara, dan instalasi militer Israel.
Pada ari yang sama, Kabinet Keamanan Israel menggelar pertemuan dan memutuskan tujuan serangan balasan Israel adalah menghancurkan kemampuan militer dan pemerintahan Hamas.
Baca juga: Rusia tuding AS ambil cara destruktif dalam konflik Palestina-Israel
Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023