"Selain yang meninggal dunia, ada yang masih dirawat di Klinik Cihideung, ada juga yang dirawat di puskesmas kita," kata Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Selasa.
Baca juga: 11 tewas, 90 lebih sakit sesudah santap makanan kuil India
Ia menuturkan, dirinya sudah mendapatkan informasi adanya warga yang menjadi korban keracunan setelah menyantap makanan jajanan satai kulit atau sering disebut satai jebred yang dijual di Cilawu, lalu mengeluhkan sakit dan yang meninggal dunia dua orang.
Sejumlah warga yang membeli makanan Minggu (8/10), kata Bupati, tidak mengeluhkan masalah adanya gangguan kesehatan, hari berikutnya Senin (9/10) mendapatkan laporan ada warga yang keracunan diduga dari makanan yang dikonsumsi itu.
"Yang melakukan pembelian hari Minggu itu enggak ada masalah, Senin kemarin saya dapat laporan kemarin sore, ada beberapa yang dirawat," katanya.
Baca juga: Delapan tewas akibat keracunan nasi dan babi di gereja India
Ia mengungkapkan, hasil laporan sementara jumlah warga yang menjalani perawatan sebanyak 12 orang, dan dilaporkan yang meninggal dunia yakni lanjut usia sebanyak dua orang.
"Puskesmas kita ada 12 orang yang meninggal dua orang," katanya.
Baca juga: Bocah lima tahun tewas diduga keracunan cilok
Bupati memastikan terkait biaya pelayanan medis seluruh korban keracunan di puskesmas ditanggung oleh pemerintah.
"Kalau pembiayaan di puskesmas itu gratis," kata Bupati.
Baca juga: Obat diet dengan campuran zat kimia tewaskan bayi, 34 orang ditahan
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Asep Surachman mengatakan, tim kesehatan sudah diterjunkan ke lokasi yang sampai saat ini masih melakukan investigasi lapangan untuk mengetahui penyebab warga keracunan makanan.
"Masih investigasi lapangan," kata Asep. ***3***
Baca juga: Puluhan santri di Garut keracunan makanan
Baca juga: Korban keracunan di Garut tersisa 77 orang
Baca juga: Puluhan warga keracunan makanan di Garut
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023