Insiden mematikan itu menandai berlanjutnya kekerasan meski pembicaraan perdamaian terus berlangsung antara kedua pihak untuk mengakhiri konflik terlama di Amerika Latin.
Bentrokan Kamis itu, yang berlangsung di daerah Antioquia, menewaskan tiga prajurit dan mencederai tiga lain.
Dua anggota kelompok pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) juga tewas dan dua lain cedera, kata militer dalam pernyataan itu.
Pada 4 Mei, sedikitnya tujuh gerilyawan FARC tewas dalam bentrokan di sebuah daerah pedesaan di Kolombia baratdaya.
Pasukan juga menyita enam senapan, dua pistol, peledak, granat dan senjata lain setelah bentrokan itu, yang terjadi di provinsi Narino, dekat perbatasan dengan Ekuador, kata Jendral Leonardo Barrero.
Kekerasan masih terus berlangsung meski upaya-upaya perdamaian dilakukan oleh kedua pihak.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan di Kolombia, menurut perkiraan pemerintah. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.
Sejak November kelompok itu melakukan perundingan dengan pemerintah Kolombia, meski bentrokan-bentrokan terus berlangsung tanpa adanya gencatan senjata.
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013