Jakarta (ANTARA News) - Ketua Presidium Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu FX Arief Poyuono menyatakan, krisis hubungan antara karyawan dan direksi di PT Jamsostek sebaiknya diselesaikan dengan cara dialog internal dan tak terburu-buru dibawa keluarkan karena dikhawatirkan akan terjadi politisasi.
"Sebaiknya persoalan itu didialogkan dulu, kami khawatir akan terjadi politisasi jika dibawa keluar. Serikat Pekerja Jamsostek (SPJ) mestinya menghentikan politisasi," kata Arif di Jakarta, Senin, menanggapi aksi SPJ yang meminta Menneg BUMN mencopot Direktur Utama Jamasostek Iwan P Pontjowinoto.
Arief membantah pihaknya membela Iwan Pontjo. Dikatakannya, sebagai sesama serikat pekerja pihaknya tentu memiliki solidaritas dengan SPJ. Karen alasan solidaritas itu pula, kata Arief, pihaknya mengingatkan SPJ agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain.
Menurut Arief, tuntutan SPJ agar Iwan dicopot memberikan kesan adanya perebutan kekuasaan di tubuh Jamsostek. "Melihat yang jadi sasaran tembak hanya Iwan Pontjo mengesankan adanya perebutan posisi dirut di Jamsotek. Ini tentu tidak sehat jika serikat pekerja ditarik ke sana," katanya.
Mengenai alasan SPJ bahwa akseptabilitas Iwan sudah sangat rendah di mata karyawan, Arief menyatakan, kekurangharmonisan hubungan direksi dengan karyawan tidak semestinya diselesaikan dengan cara saling menghilangkan, melainkan mesti dilakukan dialog produktif.
Serikat pekerja, kata Arief, mestinya memperjuangkan hak-hak pekerja, misalnya menyangkut kesejahteraan. Sebenarnya sah-sah saja gerakan meminta direksi mundur tapi alasannya tentu harus signifikan, misalnya direksi tidak bisa memberikan kesejahteraan bagi pekerja.
Setahu saya kesejahteraan karyawan Jamsostek rata-rata baik. Kalau ada disharmoni saya kira itu bukan alasan untuk menuntut direksi mundur," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006