Narasi lokal, metode aksi, independensi, kaderisasi dan amunisi
Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor, Jawa Barat Bima Arya Sugiarto menyampaikan sedikitnya lima pesan kepada para aktivis mahasiswa di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Bogor (BSB) agar bisa berperan maksimal dalam masyarakat.
"Ada lima pesan yang telah saya sampaikan saat musyawarah BEM se-Bogor, akhir pekan lalu. Narasi lokal, metode aksi, independensi, kaderisasi dan amunisi," ujarnya saat dikonfirmasi di Bogor, Senin.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Bogor (BSB) menggelar Musyawarah Kerja di Aula Serbaguna, Gedung DPRD Kota Bogor, Sabtu (7/10).
Pada kegiatan itu hadir 28 BEM kampus, baik dari Kota dan Kabupaten Bogor yang membahas program dan penentuan arah rancangan induk BEM se-Bogor selama satu tahun ke depan yakni di 2024.
Bima menerangkan, poin pertama mengenai mengangkat atau menggarap narasi lokal diperlukan agar organisasi mahasiswa berkontribusi membangun daerah dari berbagai aspek.
Baca juga: Pemkot Bogor proses pemberhentian guru ASN cabuli belasan siswi SD
Kedua, kata dia, melakukan metode aksi yang berarti tidak selalu di lapangan jelek tapi tidak melulu yang di ruangan tidak efektif, semua tergantung skala prioritas dan urgensi.
"Metode aksi ini menyesuaikan dengan situasi. Dialog itu utama, diskusi penting, tukar pikiran juga keren dan kalaupun harus beraksi, tidak asal, tidak ada yang dirusak dan dirugikan," jelasnya.
Pesan ketiga yakni independensi yang merupakan tantangan pergerakan mahasiswa dari 1998, karena gerakan itu ditentukan dari derajat independensi.
Menurut dia, semakin independen, maka semakin mulia. Semakin bisa disetir atau semakin sarat dengan kepentingan, semakin kurang harganya.
"Kalau 'pure passion' (gairah murni), idealisme menjaga dari kepentingan politik, ekonomi itu 'powerfull' (lebih berdaya) dan warga bisa merasakan, dukungan akan mengalir. Saya apresiasi dan hormat untuk teman-teman yang independen," katanya.
Baca juga: PAN tetap sodorkan nama Erick Thohir jadi cawapres Prabowo
Pesan keempat yakni kaderisasi yang mana hari ini tidak mudah melakukan duplikasi pengikut ke anggota atau kader muda.
Jadi, tegasnya, cara menambah anggota tidak bisa dengan cara yang lama. "Harus ada hal-hal yang membuat orang melirik," katanya.
Terakhir, amunisi yakni seberapa serius menyiapkan diri menuju 2030.
"Teman-teman berjuang bukan hanya untuk hari ini, bukan hanya mengkritisi wali kota atau pemerintah. Tapi juga berjuang untuk rekam jejak kepemimpinan ke depan ada dimana?" katanya.
Bima menambahkan, amunisi tidak hanya logistik dan uang, tetapi ilmu pengetahuan, jejaring dan lain-lain.
Baca juga: Bima Arya: Dekat pusat bisnis Jakarta, peluang bisnis di Bogor cerah
"Saya ingin melihat teman-teman ini pada saatnya nanti menjadi tokoh yang disegani," katanya.
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2023