Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berupaya mengeksplorasi praktik terbaik dekarbonisasi atau pengurangan emisi karbon guna mendukung pariwisata berkelanjutan.
"Kami memiliki beberapa politeknik pariwisata yang memberikan pelatihan dan pendidikan agar masyarakat dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan bekerja yang mendukung praktik berkelanjutan," katanya secara virtual di sela dialog ekonomi biru serangkaian AIS Forum 2023 di Nusa Dua, Bali, Senin.
Dalam upaya tersebut, Kemenparekraf menghadirkan berbagai program atau kebijakan yang mendorong terwujudnya pariwisata berkualitas dan berkelanjutan di antaranya adalah pengurangan emisi karbon, pelestarian sumber daya alam, budaya, serta tradisi lokal.
Sementara di sektor ekonomi kreatif, pengembangannya didasarkan pada ruang kreativitas, inovasi, serta penguatan kekayaan intelektual.
"Integrasi antara pariwisata dan ekonomi kreatif adalah kunci," imbuhnya.
Kemenparekraf menyebutkan penandatanganan Deklarasi Glasgow pada 2022 menjadi salah satu bukti komitmen dalam menyelaraskan kebijakan pariwisata dengan tujuan aksi iklim.
Bersama dengan Badan PBB bidang Program Pembangunan (UNDP), Kemenparekraf melalui "Climate Promise Project" mengembangkan peta jalan dekarbonisasi di sektor pariwisata yang berfokus pada tiga sub sektor.
Tiga sub sektor itu yakni tempat wisata (destinasi wisata), akomodasi, serta tur dan perjalanan wisata.
Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Rizki Handayani menambahkan inisiatif awal peta jalan itu berfokus pada dua aspek yakni konsumsi energi serta produksi limbah.
Pemilihan dari dua aspek tersebut, lanjut dia, didasarkan pada fakta bahwa keduanya berkontribusi signifikan terhadap emisi gas rumah kaca.
Ia berharap forum AIS Blue Economy High-Level Dialogue yang merupakan agenda pendukung dari AIS Forum memberikan akses ke depan bagi berkembangnya pariwisata dan pengelolaan kekayaan alam secara berkelanjutan sehingga dapat terjaga untuk generasi mendatang.
"Kami berharap forum ini dapat menjadi titik awal untuk lebih banyak kemitraan di masa depan agar menciptakan sektor pariwisata yang memiliki ketahanan dan ramah iklim," imbuh Rizki Handayani.
AIS Forum merupakan wadah kerja sama antarnegara pulau dan kepulauan yang bertujuan memperkuat kolaborasi mengatasi empat masalah global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut dan tata kelola maritim.
Forum Negara Pulau dan Kepulauan itu diadakan untuk menguatkan peran AIS Forum sebagai pusat solusi cerdas dan inovatif serta sebagai wadah gotong royong dalam mendorong agenda masa depan yakni tata kelola laut global.
KTT AIS Forum 2023 yang pertama di Bali rencananya dihadiri 29 delegasi negara kepulauan dan pulau baik setingkat kepala negara/pemerintahan dan perwakilan setingkat menteri, dari total 51 negara partisipan serta empat organisasi internasional.
Baca juga: Kemenparekraf hadirkan program untuk wujudkan pariwisata berkualitas
Baca juga: Menparekraf ajak mahasiswa kembangkan pariwisata berkelanjutan
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023