Pelatihan keselamatan pariwisata kelautan ini adalah yang pertama dilakukan di Asia Tenggara diberikan kepada masyarakat gratis ya, dengan dukungan pendanaan 500 ribu Dollar Amerika Serikat

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi pemberian pelatihan terhadap seribu orang pegiat wisata berbasis kelautan untuk menjadi regu penyelamat.

Pelatihan bertajuk “Safety 1.000 Trainer Extravaganza” tersebut merupakan buah program kerja sama Kemenparekraf dengan Regional Professional Association Of Diving Instructors (PADI) Asia Pasific dan Divers Alert Network (DAN) Indonesia Representative.

“Pelatihan keselamatan pariwisata kelautan ini adalah yang pertama dilakukan di Asia Tenggara diberikan kepada masyarakat gratis ya, dengan dukungan pendanaan 500 ribu Dollar Amerika Serikat,” kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Vincensius Jemadu di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Sandi dalam konferensi pers “The Weekly Breif With Sandi Uno” yang disiarkan secara daring dari Kantor Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Vincensius menyebutkan, kegiatan pelatihan tersebut akan digelar pada awal 2024 di beberapa daerah wisata kelautan unggulan Tanah Air, seperti Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua.

Selain itu daerah-daerah tersebut dipilih sebagai tempat pelatihan juga karena memiliki potensi kecelakaan laut yang besar.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada tahun 2022 jumlah kasus kecelakaan diving di Indonesia tercatat sebanyak 12 kasus, 11 orang di antaranya meninggal dunia dan 1 orang luka-luka .

“Menunjukkan komitmen sustainability, Indonesia safe wisata kelautan kepada dunia. Paling tidak meminimalisir korban kecelakaan wisata laut seperti diving, surving dan sejenisnya,” kata dia.

Regional Training Consultan PADI Asia Pasifik Daniel Abimanjju mengatakan, dalam kegiatan yang berlangsung selama seribu hari pada awal tahun depan itu berisikan pelatihan bagaimana menangani korban kecelakaan laut, mengaplikasikan perlengkapan menyelam, dan instalasi oksigen set.

“Terpenting mereka bisa memahami pertolongan pertama untuk tiga kondisi bahaya, yakni serangan jantung, dekompresi sickness, dan drawning. Dan itu semuanya harus cepat dan tepat,” kata dia.

Baca juga: Melirik potensi wisata selam Pulau Gosong di Aceh yang butuh sentuhan
Baca juga: Sandiaga targetkan 14 juta kunjungan wisman pada 2024

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023