Banjarmasin (ANTARA News) - Kelulusan 597 peserta ujian nasional tingkat SLTA di Kalimantan Selatan belum jelas lantaran sekolahnya belum menerima nilai kompetensi kejuruan dari pemerintah pusat.
Sekretaris Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Amka, di Banjarmasin Jumat mengatakan, belum keluarnya nilai kompetensi kejuruan tersebut akibat lambatnya sistem skoring dari kementerian pendidikan dan kebudayaan nasional.
"Jadi ratusan siswa tersebut belum bisa dikatakan tidak lulus karena masih menunggu pengumuman skoring dari pemerintah pusat," katanya.
Dengan demikian, tambah Amka, sebagian sekolah SMK belum mengumumkan kelulusan siswanya pada hari ini dan menunggu hingga nilai skoring keluar.
Amka berharap, agar masing-masing sekolah yang terdampak penundaan tersebut bisa memberikan pemahaman kepada siswanya.
Dinas Pendidikan Kalsel Jumat pagi mengumumkan bahwa jumlah peserta ujian nasional tingkat SLTA di daerah itu sebanyak 34.871 siswa dengan angka kelulusan 34.274 siswa atau 98,29 persen dengan nilai rata-rata 6,85.
Dengan demikian, total siswa yang tidak lulus sementara yaitu 597 atau 1,71 persen.
"Bila nilai kompetensi sudah keluar, maka jumlah peserta UN yang tidak lulus menjadi berkurang, sehingga persentase kelulusan bertambah," katanya.
Dari jumlah tersebut, untuk jumlah peserta UN SMA sebanyak 16.160 siswa, lulus sebanyak 15.870 siswa atau 98,21 persen dengan nilai rata-rata 6,70.
Selanjutnya, untuk jurusan IPA sebanyak 6.546 dengan tingkat kelulusan 99,57 persen atau 6.511 orang dengan nilai rata-rata 6,85 dan yang tidak lulus hanya sekitar 35 atau 0,53 persen.
Jurusan IPS tingkat kelulusannya jauh lebih rendah dibanding IPA yaitu hanya sekitar 97,31 persen dari 9.496 siswa yang lulus hanya 9.241 siswa dengan nilai rata-rata 6,44 persen jadi yang tidak lulus mencapai 255 siswa atau 2,69 persen.
Sedangkan jurusan bahasa Indonesia lulus 100 persen dari 108 peserta dengan nilai rata-rata 6,85.
Tingkat kelulusan MA lebih tinggi dibanding SMA yaitu 99,60 persen dari total peserta sebanyak 7.802 siswa yang lulus mencapai 7.771 dengan nilai rata-rata 6,80 dan yang tidak lulus 31 orang atau 0,40 persen.
Masing-masing jurusan, yaitu IPA tingkat kelulusan mencapai 99,77 persen dari total siswa 2.190 orang yang lulus 2.185 dengan nilai rata-rata 6,68 sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau 0,23 tidak lulus.
Jurusan IPS dari 4.255 siswa yang lulus 4230 siswa atau 99,41 persen dengan nilai rata-rata 6,49, sedangkan sisanya sebanyak 25 orang atau 0,59 persen tidak lulus, jurusan bahasa lulus seratus persen dari total siswa 377 dengan nilai rata-rata 6,93.
Terakhir jurusan agama dengan nilai rata-rata paling tinggi yaitu, 7,10 dengan persentase kelulusan 99,90 atau satu orang tidak lulus dari 980 siswa.
Khusus SMK, dari 10.909 jumlah siswa yang lulus sebanyak 10.633 atau 97,47 persen dengan nilai rata-rata 7,03.
Sisanya 276 siswa, sebagian belum menerima nilai kompetensi, sehingga masih menunggu hasil dari Jakarta.
Belum keluarnya hasil kompetensi tersebut, tambah Amka, diduga karena imbas mundurnya jadwal ujian nasional.
Menurut Amka, pihaknya sudah menyerahkan hasil nilai kompetensi kejuruan yang penilaiannya dari pihak sekolah tersebut sebelum pelaksanaan ujian nasional digelar.
"Kondisi ini tidak tidak hanya terjadi di Kalimantan selatan tetapi hampir seluruh provinsi di Indonesia," katanya,
Berdasarkan hasil rekapitulasi sementara tingkat kelulusan tertinggi dicapai kabupaten Batola dengan tingkat kelulusan 100 persen dan terendah kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Sedangkan untuk tingkat nasional, hingga saat ini pihaknya masih menunggu dari pusat, namun pihaknya optimis Kalimantan selatan masih mendapatkan ranking dalam tingkat kelulusan secara nasional.
Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013