Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berbagi keprihatinan yang sama dengan sejumlah kalangan tentang masalah intoleransi dalam masyarakat.
Presiden, seperti dikatakan Staf khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, di Jakarta, Jumat melalui pesan tertulisnya, berpandangan bahwa semua kelompok yang berbeda faham dan keyakinan memiliki tanggung jawab yang sama untuk memelihara harmoni sosial.
"Semua orang hendaknya mencegah dirinya terlibat dalam pengabaian akan pentingnya menghormati keyakinan yang dimiliki kelompok lain," kata Presiden. Pernyataan init terkait polemik pemberian award dari Appeal Conscience Foundation kepada Yudhoyono.
Disebutkan, kesaling-pengertian dan kesaling-penghormatan adalah norma dasar dalam masyarakat majemuk. "Intoleransi adalah tantangan masyarakat majemuk yang harus kita menangkan dengan membangun dialog yang setara, bukan dengan menyebarkan permusuhan dan kebencian".
Presiden SBY menegaskan kembali bahwa Negara menjamin sepenuhnya kebebasan warga negara menjalankan ibadahnya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinannya. Adalah peran tokoh masyarakat dan agama untuk menyemaikan perdamaian dan kerja sama di antara kelompok kelompok yang berbeda kepercayaan dan keyakinannya"
Daniel mengatakan Presiden SBY juga akan senantiasa bekerja dengan seluruh kekuasaan dan kewenangan yang diberikan konstitusi kepadanya untuk memastikan diakhirinya semua bentuk intimidasi dan agitasi termasuk yang melibatkan kekerasan, perusakan, dan atau penyerangan terhadap rumah ibadah dan atau terhadap keselamatan harta dan jiwa penganutnya.
Meskipun diakui bahwa tidak selamanya upaya itu berhasil, Presiden SBY tidak akan pernah surut melakukan semua upaya yang mengancam hak-hak warga negara untuk menjalankan ibadahnya dalam suasana aman, terbebas dari rasa takut.
Presiden memerintahkan seluruh jajaran pemerintahan di pusat dan di daerah untuk menjalankan amanah undang-undang dan konstitusi dengan penuh tanggung jawab.
Presiden juga telah menginstruksikan agar aparatur kepolisian memberikan jaminan agar semua kelompok dapat memenuhi penggilan ibadahnya. Polri harus mampu memelihara kemanan dan ketertiban umum, siang dan malam.
Mengenai penghargaan, Daniel mengatakan, menerima penghargaan bukan dan tidak pernah menjadi tujuan Pemerintahan SBY. Ia hanya memiliki kehendak untuk melakukan yang terbaik yang ia bisa berikan kepada rakyat dan negerinya.
Dengan segala kekurangannya, baik sebagai manusia biasa maupun sebagai pemimpin, SBY ingin memenuhi komitmen konstitusional dan personalnya untuk menjaga kebhinekaan sebagai bangunan dasar dari Republik ini.
"Penghargaan tidak akan membuatnya silau. Cacian juga tidak akan membuatnya berkecil hati untuk menjalankan amanah dalam sisa masa kepemerintahannya," kata Daniel.
Ia hanya meminta agar semua pihak paham bahwa kemajemukan adalah sebuah berkat sekaligus tantangan. "Kita perlu merayakan sekaligus mengelolanya. Kita perlu kontitusi dan hati yang besar untuk memajukan Indonesia"
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013