Jakarta (ANTARA) - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan rupiah mengalami pelemahan setelah Hamas di Palestina melakukan perlawanan terhadap Israel.
“Serangan mendadak terhadap Israel (menjadi yang) paling mematikan selama 50 tahun (terakhir),” ujar dia dalam keterangan tertulis, Jakarta, Senin.
Sentimen hindar risiko karena Hamas melawan Israel menguatkan dolar Amerika Serikat (AS). Pasar mengantisipasi kemungkinan konflik ini meluas, sehingga dolar AS yang menjadi aset aman berpotensi menguat.
Selain itu, pelemahan rupiah turut dipengaruhi data tenaga kerja AS Non Farm Payrolls (NFP) pada September 2023 lebih tinggi dibandingkan perkiraan, yakni 336 ribu dari ekspektasi 171 ribu. Hal ini menunjukkan jumlah orang yang dipekerjakan di luar sektor pertanian dan pemerintahan untuk September 2023 mengalami peningkatan terbesar dalam delapan bulan terakhir.
“Indikasi pasar tenaga kerja yang masih ketat akan membuat fokus lebih besar pada rilis data inflasi konsumen bulan September minggu ini, mengingat angka inflasi yang tinggi dapat memperkuat pesan The Fed bahwa suku bunga harus tetap lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama,” ucap Ibrahim.
Kepala ekonom JPMorgan Chase AS Michael Feroli mengatakan pada hari Jumat (6/10) bahwa laporan pekerjaan yang lebih tinggi dari perkiraan tidak akan mengubah keputusan Federal Reserve untuk menghentikan kenaikan suku bunga pada November 2023. Namun, data peningkatan inflasi yang mengejutkan dapat menjadi faktor yang mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
Menurut CME FedWatch Tool, pasar memperkirakan peluang sekitar 68 persen bahwa The Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga pada November 2023. Untuk Desember 2023, perkiraan 58 persen The Fed bakal melakukan jeda kenaikan suku bunga lagi.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah menguat sebesar 79 poin atau 0,51 persen menjadi Rp15.692 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.613 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis turut menguat ke posisi Rp15.675 dari sebelumnya Rp15.628 per dolar AS.
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023