Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan dalam penilaian terbarunya atas prospek negara Afrika Utara kaya minyak itu, sementara "situasi politik sedang menjalani normalisasi", pemerintah tidak memiliki kontrol atas bagian-bagian negara itu.
"Sementara pemerintah baru menyatukan berbagai kelompok kepentingan, negara itu terus menghadapi lanskap politik yang terfragmentasi dan perebutan kekuasaan suku, yang menyulitkan penyusunan konstitusi baru dan upaya untuk membangun kembali keamanan dan penegakan hukum," kata IMF seperti dikutip AFP.
"Berlarut-larutnya ketidakpastian politik dan keamanan ini serta kerentanan terhadap fluktuasi harga minyak, menambah tantangan signifikan yang dihadapi oleh transisi," kata IMF, mendorong pemerintah untuk bergerak cepat dalam melaksanakan program reformasi mereka.
Minyak dan gas memberikan kontribusi lebih dari 80 persen terhadap PDB negara di Afrika Utara itu dan naik menjadi 97 persen dari pendapatan ekspornya.
IMF mencatat bahwa, setelah terjun 72 persen pada 2011, selama pemberontakan melawan Muamar Gaddafi, produksi hidrokarbon meroket 211 persen pada 2012 dan akan tumbuh hampir 17 persen tahun ini.
Dikatakan ekspor hidrokarbon akan meningkat 63 persen tahun ini.
Di sisi domestik, inflasi akan menetap menjadi 2,0 persen pada 2013 dari 6,1 persen tahun lalu dan 15,9 persen pada 2011.
(A026)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013