Kami mengambil tindakan untuk menangkap pelaku pemboman dan membebaskan sandera
Niamey (ANTARA News) - Militan melancarkan dua serangan bom mobil bunuh diri terhadap sebuah pangkalan militer dan tambang uranium yang dikelola Prancis di Niger, Kamis, menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyandera sejumlah perwira peserta pelatihan di negara Afrika barat yang miskin itu.
Sekelompok garis keras mengklaim serangan-serangan itu sebagai pembalasan atas keterlibatan Niger dalam ofensif Prancis terhadap militan di Mali.
Gerakan Keesaan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO), salah satu kelompok muslim garis keras yang menguasai Mali utara tahun lalu sebelum diusir oleh pasukan pimpinan Prancis, menyatakan bertanggung jawab atas serangan-serangan bom yang hampir serentak terhadap pangkalan militer Agadez dan tambang uranium dengan saham mayoritas Prancis di Arlit.
Menurut juru bicara MUJAO Abu Walid Sahraoui, kelompok itu menyerang Niger karena kerja samanya dengan Prancis dalam perang melawan militan.
Sementara itu, Presiden Prancis Francois Hollande berjanji membantu Niger "menghancurkan" militan dan mengatakan, Prancis akan mendukung "segala upaya Niger untuk menghentikan penyanderaan" di pangkalan militer itu.
"Kami tidak akan campur tangan di Niger seperti di Mali, namun kami memiliki kemauan yang sama untuk bekerja sama menumpas terorisme," katanya seperti dikutip AFP.
Bom mobil pertama meledak pada saat fajar di pangkalan militer di Agadez, kota terbesar di Niger utara yang sebagian besar gurun.
Sebanyak 18 prajurit dan seorang warga sipil tewas bersama empat penyerang di pangkalan militer itu, kata Menteri Dalam Negeri Abdou Labo.
"Penyerang bom kelima mengunci diri di dalam sebuah kantor bersama sejumlah perwira peserta pelatihan sebagai sandera (di Agadez)," kata Labo. "Kami mengambil tindakan untuk menangkap pelaku pemboman dan membebaskan sandera."
Sekitar 30 menit setelah serangan itu, penyerang bunuh diri meledakkan bomnya di tambang uranium dan fasilitas pemrosesan Somair ketika pegawai melapor untuk bekerja di lokasi itu, yang mayoritas milik Areva Prancis. Satu orang tewas dan 14 orang lagi cedera.
(M014)
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013