Herat (ANTARA) - Jumlah korban jiwa akibat gempa bumi di Afghanistan barat telah bertambah menjadi 2.053 orang, kata Mullah Janan Shaeq, juru bicara otoritas bencana nasional negara itu, pada Minggu (8/10).

Dalam sebuah konferensi pers di Herat, pejabat tersebut menyatakan bahwa 9.240 orang lainnya luka-luka dan 1.340 rumah hancur akibat gempa bumi yang mengguncang Herat dan provinsi-provinsi tetangganya, Badghis dan Farah, pada Sabtu (7/10) waktu setempat.

Daerah yang paling terdampak adalah Distrik Zanda Jan di Herat, yang menurut pejabat tersebut 13 desa di distrik itu "luluh lantak."

Menurut Pusat Jaringan Gempa Bumi China, dua gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang Afghanistan pada Sabtu, yang kemudian diikuti oleh beberapa gempa susulan.

Gempa pertama terjadi pukul 11.10 waktu setempat (13.40 WIB), memaksa orang-orang keluar rumah, kata penduduk setempat.

Organisasi internasional dan otoritas setempat telah mengirimkan tim penyelamat ke daerah-daerah yang terdampak. Otoritas setempat telah menyediakan obat-obatan, air, makanan, selimut, dan tenda untuk para keluarga yang terdampak.

Sementara itu, tim penyelamat terus berupaya keras menemukan para korban yang masih hidup di bawah reruntuhan saat penduduk setempat meyakini bahwa jumlah korban tewas kemungkinan bertambah.

Gubernur Provinsi Herat Noor Ahmad Islamjar selain menyampaikan simpati kepada keluarga-keluarga yang terdampak, dia juga memastikan bahwa mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu masyarakat di daerah-daerah yang terdampak gempa.

Para pejabat Afghanistan, termasuk Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Bulan Sabit Merah Afghanistan Mawlawi Matiul Haq Khalis dan Kepala Komite Koordinasi Lembaga Swadaya Masyarakat Afghanistan Mufti Ashrafi, mengunjungi daerah-daerah yang terdampak gempa serta meminta badan-badan bantuan Afghanistan dan luar negeri untuk memberikan bantuan kepada para keluarga yang terdampak.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023