Kami berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya kami untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih
Jakarta (ANTARA) - Perusahaan energi baru terbarukan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) telah resmi mencatatkan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, dengan harga saham dibuka naik 25 persen ke posisi Rp975 per saham, atau menembus batas atas atau auto rejection atas (ARA).
Saham BREN pada pukul 09.00 WIB dibuka di level tertinggi Rp975 per saham dan level terendah Rp975 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.660 kali dengan volume perdagangan 12,55 juta saham dan nilai transaksi harian Rp12,23 miliar.
Komisaris Utama BREN Agus Salim Pangestu mengatakan langkah IPO perseroan menegaskan komitmen teguh untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam upaya menuju transisi ke energi baru terbarukan (EBT), untuk mencapai net zero emission (NZE) tahun 2060 mendatang.
"Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada mitra dan investor berharga kami atas kepercayaan mereka kepada kami dan tekad kuat kami untuk mencapai tujuan nol emisi," ujarnya.
Dalam kesempatan sama, CEO BREN Hendra Soetjipto Tan mengatakan IPO akan membawa perseroan tidak hanya terbatas pada industri geothermal, namun juga menuju ke teknologi terbarukan lainnya.
"Kami berharap BREN akan menarik mitra, investor, dan bakat baru dalam upaya kami untuk membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan dan menciptakan masa depan yang lebih cerah dan bersih," ujar Hendra.
Dalam aksinya, entitas usaha milik konglomerat Prajogo Pangestu ini melepas sebanyak 4,01 miliar lembar saham atau setara 3 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO, dengan harga penawaran umum senilai Rp780 per saham, sehingga berhasil meraih dana segar senilai Rp3,13 triliun.
Seluruh dana hasil IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk penyetoran modal kepada Star Energy Group Holdings Pte, Ltd atau STAR melalui pengambilan bagian atas saham baru yang akan diterbitkan oleh STAR.
Seluruh dana yang telah masuk akan digunakan oleh STAR untuk membayar sebagian utang fasilitas B kepada Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank), serta memenuhi kewajiban pembayaran kepada Star Energy Oil and Gas Pte, Ltd (SEOG) dan perseroan.
Adapun bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BNI Sekuritas dan penjamin emisi efek adalah PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Apabila perseroan membukukan laba bersih pada suatu tahun buku, maka akan membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari direksi dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), yang mana perseroan hanya dapat membagikan dividen apabila mempunyai saldo laba yang positif.
Perseroan belum pernah melakukan pembayaran dividen, dan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 60 persen dari laba bersih tahun berjalan.
Baca juga: Pasar modal Indonesia cetak rekor IPO terbanyak sepanjang masa
Baca juga: IPO Rp780/saham, "market cap" BREN berpotensi capai Rp104,4 triliun
Baca juga: BEI segera cetak rekor IPO terbanyak sepanjang sejarah
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023