Saya yakin akan ada pertanyaan mengenai nasib dari 11 provinsi yang sebelumnya mengalami penundaan UN. Kita bisa lihat dari hasil UN, persoalan yang terjadi sepanjang UN kemarin tidak mengganggu dari sisi kelulusan, dan itu artinya tidak tergangggu d
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan hasil ujian nasional tahun ajaran 2012--2013 menunjukkan bahwa penundaan pelaksanaan UN di 11 provinsi tidak memengaruhi tingkat kelulusan SMA dan sederajat tahun ini.
"Saya yakin akan ada pertanyaan mengenai nasib dari 11 provinsi yang sebelumnya mengalami penundaan UN. Kita bisa lihat dari hasil UN, persoalan yang terjadi sepanjang UN kemarin tidak mengganggu dari sisi kelulusan, dan itu artinya tidak tergangggu dari sisi pelaksanaannya," kata M. Nuh di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, tingkat kelulusan UN untuk siswa SMA dan sederajat di 11 provinsi yang mengalami penundaan cenderung stabil jika dibandingkan dengan tingkat kelulusan UN tahun lalu.
"Contohnya, di Sulawesi Selatan tingkat kelulusan tahun ini 99,12 persen dan tahun lalu 99,91 persen. Di Kalimantan Selatan tahun ini kelulusan mencapai 99,03 persen, sebelumnya 99,87 persen. Memang ada penurunan tetapi tidak terlalu signifikan," katanya.
Ia melanjutkan,"Satu contoh lagi, di NTB tingkat kelulusan UN SMA 99,24 persen pada tahun lalu dan tahun ini malah naik menjadi 99,84 persen."
Dari pemaparan tersebut, Nuh menyimpulkan bahwa penundaan UN di 11 provinsi memang tidak memengaruhi tingkat kelulusan di provinsi-provinsi tersebut.
"Jadi, yang dihebohkan tentang LJUN (lembar jawaban ujian nasional) yang tipis ataupun fotokopi dan sebagainya, itu semua bisa diselesaikan," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa kriteria kelulusan peserta didik pada UN ditentukan dengan penentuan nilai akhir untuk kelulusan terdiri dari 60 persen nilai UN murni dan 40 persen nilai sekolah.
"Peserta didik SMA dan sederajat itu dinyatakan lulus UN jika nilai akhir rata-rata paling rendah 5,5 dan nilai tiap mata pelajaran paling rendah empat," jelasnya.
"Siswa bisa dinyatakan tidak lulus UN jika nilai rata-rata UN di atas 5,5, tetapi nilai salah satu mata pelajaran ada yang kurang dari empat. Namun, kasus siswa paling banyak tidak lulus itu disebabkan rata-rata nilai UN-nya kurang dari 5,5," kata Nuh menambahkan.
Selanjutnya, Mendikbud itu mengatakan bahwa ada perbedaan tingkat kesulitan soal UN antara tahun ajaran 2011-2012 dan tahun ajaran 2012-2013, yaitu pada komposisi jumlah soal yang mudah, sedang, dan sulit.
"Pada UN tahun ini, soal yang mudah hanya 10 persen, sedangkan tahun lalu 20 persen. Kemudian, soal yang tingkat kesulitannya sedang persentasenya tetap, dan soal sukar ditingkatkan sebanyak 20 persen.
Jadi, memang ada kenaikan jumlah soal yang sulit," ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Mendikbud memaparkan jumlah peserta UN SMA/MA tahun ajaran 2012-2013 adalah 1.581.286 siswa, dan siswa yang dinyatakan lulus UN berjumlah 1.573.036 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 8.250 siswa.
Hal itu, kata dia, menunjukkan tingkat kelulusan UN SMA/MA tahun ini mencapai 99,48 persen, dan persentase ketidaklulusannya adalah 0,52 persen.
"Berarti persentase kelulusan tahun 2013 ini turun 0,02 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 99,5 persen," jelasnya.
Selain itu, Nuh memaparkan jumlah peserta UN SMK sebanyak 1.106.140, dan siswa yang dinyatakan lulus UN SMK berjumlah 1.105.539 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 601 siswa.
"Berarti tingkat kelulusan untuk UN SMK tahun ini juga sangat tinggi, yaitu 99,95 persen sehingga yang tidak lulus hanya 0,05 persen. Tingkat kelulusan ini pun lebih tinggi 0,23 persen dibanding tahun 2011 yang hanya mencapai 99,72 persen," katanya.
Pada jumpa pers pengumuman hasil UN SMA sederajat itu, Mendikbud juga mengucapkan selamat kepada seluruh siswa yang dinyatakan lulus dan meminta para siswa yang belum lulus untuk tidak patah semangat dan belajar lagi untuk mengikuti ujian paket.
(Y012/D007)
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013