Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyalurkan lebih dari 68 ton bantuan benih padi kelompok tani di beberapa wilayah ini untuk persiapan masa tanam 2023.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono di Gunungkidul, Minggu, mengatakan adapun pembagian benih padi varietas Segreng Handayani di Desa/Kalurahan Songbanyu sebanyak 5,5 ton dan benih padi Segreng dari CSR PNM sebanyak 600 kilogram di Giripanggung.
Selanjutnya, penyaluran benih padi Inbrida untuk kategori padi sawah seluas 2.000 hektare sebanyak 50 ton, dan penyaluran benih padi lahan kering seluas 300 hektare sebanyak 12 ton.
"Bantuan untuk kategori sawah dan tegalan diperbantukan di berbagai kecamatan," kata Raharja.
Ia mengatakan saat ini, beberapa wilayah di Gunungkidul memasuki masa olah lahan untuk persiapan musim tanam pertama karena musim hujan diperkirakan terjadi pada November 2023.
Petani yang sudah olah lahan persiapan musim tanam sebagian besar di daerah selatan. Seperti, Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Giripanggang, dan Tepus.
"Petani di wilayah tersebut sudah ada yang sudah ngawu awu atau tebar benih sebelum hujan tiba. Ngawu awu ini adalah tradisi petani di Gunungkidul supaya setelah hujan turun, tanaman bisa langsung tumbuh," katanya.
Selanjutnya, kata Raharja, petani di daerah tengah dan utara belum mengolah lahan. Petani di wilayah ini menunggu curah hujan yang cukup.
Di wilayah tengah dan utara, mayoritas petani menanam padi sehingga menunggu curah hujan cukup untuk olah lahan dan menanam padi, seperti di Wonosari petani akan memulai tanam jika curah hujan sudah mencukupi.
"Petani di Gunungkidul memiliki perhitungan sendiri untuk masa tanam sesuai komoditas yang ditanam," katanya.
Sementara itu, meskipun wilayah Gunungkidul terdampak kekeringan yang cukup memprihatinkan. Dia mengklaim, belum ada laporan pertanian terkendala imbas musim kemarau ini.
"Belum ada kendala, karena petani Gunungkidul sudah terbiasa petani lahan kering," katanya.
Lebih lanjut, Raharja juga menjamin persediaan pupuk mencukupi untuk menghadapi masam tanam nanti.
Saat ini penyaluran pupuk bersubsidi sampai dengan bulan September realisasinya Urea sebanyak 8.345,956 ton dari 23.534 ton atau terserap 35 persen. Selanjutnya, NPK Phonska sebanyak 5.294,21 ton dari 12.102 ton atau terserap 44 persen. Sedangkan, NPK Formula Khusus masih belum ada realisasinya.
"Alokasi tahun ini pupuk Urea itu 23.534 ton dan NPK phonska 12.102 ton. Stok pupuk subsidi sangat aman," katanya.
Baca juga: Optimalisasi pemanfaatan air di Gunungkidul untuk genjot produksi padi
Pewarta: Sutarmi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023