Sepertinya sulit untuk deflasi, tapi mungkin masih rendah kalau inflasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Bambang Brodjonegoro memprediksi pada Mei 2013 kembali terjadi inflasi, setelah pada April terjadi deflasi, karena masa panen telah berlalu.

"Sepertinya sulit untuk deflasi, tapi mungkin masih rendah kalau inflasi," ujarnya di Jakarta, Kamis.

Bambang menambahkan faktor lain yang mungkin menjadi penyebab inflasi pada Mei adalah terjadinya ekspektasi rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada Juni 2013.

"Itu salah satu faktor juga, nanti `range`nya dibawah satu persen," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada April 2013 terjadi deflasi sebesar 0,1 persen, akibat adanya penurunan harga kelompok bahan makanan.

"Ini memang mengalami penurunan, karena tahun lalu pada bulan yang sama, terjadi inflasi," ujar Kepala BPS Suryamin.

Menurut dia, stabilnya harga bawang putih menjadi salah satu penyebab deflasi pada April 2013 dengan menyumbang andil deflasi sebesar 0,18 persen.

Selain itu, emas perhiasan ikut menyumbang deflasi 0,1 persen, diikuti beras 0,06 persen, tomat sayur dan cabai rawit masing-masing 0,03 persen serta daging ayam ras dan ikan segar 0,02 persen.

Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-April 2013 mencapai 2,32 persen dan secara tahunan (yoy) 5,57 persen. Sedangkan inflasi komponen inti April 0,14 persen dan secara tahunan (yoy) 4,12 persen.

Sementara, pemerintah dalam RAPBN-Perubahan 2013 menetapkan laju inflasi sebesar 7,2 persen (yoy) atau lebih tinggi dari asumsi dalam APBN sebesar 4,9 persen (yoy).
(S034/B012)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013