Lisabon (ANTARA News) - Perdana menteri baru Timor Timur, Jose Ramos Horta, Minggu menyatakan satu dari pengutamaannya ialah meningkatkan keamanan di negerinya, sehingga lebih dari 100.000 orang pelarian dari Dili dan sekitarnya akibat gelombang kekerasan baru-baru ini dapat pulang. Di antara pengutamaan lain ialah membuka kembali sekolah umum di Dili, ibukota Timor Timur, memulai pembicaraan rujuk bangsa dan membentuk kabinet baru, katanya dalam wawancara dengan suratkabar Portugal "Publico". "Saya harap saya tidak menghianati kepercayaan banyak rakyat Timor Timur dari seluruh aliran, yang mengirim ratusan pesan kepada saya beberapa jam terahir," katanya dikutip AFP. Presiden Timor Timur Xanana Gusmao hari Sabtu menunjuk Ramos Horta menjadi perdana menteri baru bekas jajahan Portugal itu, yang memunculkan harapan akan pengahiran kekacauan berpekan-pekan di negara muda tersebut. Ramos Horta, penerima hadiah Nobel Perdamaian, yang menjabat menteri luar negeri Timor Timur sejak wilayah itu melepaskan diri dari Indonesia tahun 2002, dijadwalkan disumpah hari Senin. Ia menggantikan Mari Alkatiri, yang mundur 26 Juni di tengah tuduhan bertanggungjawab atas kekerasan itu, yang menewaskan sedikit-dikitnya 21 orang dan 150.000 orang meninggalkan rumah dan tinggal tenda pengungsian. Pengungsi itu tinggal di perkampungan tenda, yang diawasi pasukan penjaga perdamaian pimpinan Australia, yang beranggota 2.700 orang. Mereka menolak pulang akibat gerombolan bersenjata masih menguasai ibukota negeri tersebut. Alkatiri memecat sekitar 600 dari 1.400 anggota angkatan bersenjatanya pada Maret sesudah mereka menyatakan keberatan atas pembedaan perlakuan, yang memicu bentrok di antara kelompok bersaing di tentara dan polisi. Kekerasan itu merupakan yang terburuk menghantam negara tersebut sejak berdiri sendiri sesudah 24 tahun menjadi propinsi ke-27 Indonesia dalam penentuan pendapat dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1999. Alkatiri juga dituduh mempersenjatai satu regu pembunuh, yang bertugas melenyapkan lawannya. Ia membantah keras tuduhan itu. Menteri dalam negerinya, yang dipecat, menghadapi tuduhan kejahatan akibat membagikan senjata. Perdana menteri sementara akan memimpin negara itu sampai pemilihan umum, yang menurut rencana diselenggarakan tahun depan. Horta dianggap mampu menyatukan rakyat Timor Timur menyusul kerusuhan itu. Ia menyatakan Fretilin menyarankannya mencalonkan diri menjadi perdana menteri mendatang.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006