Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah pada Kamis sore melemah tipis sebesar dua poin menyusul pernyataan The Fed yang akan mengurangi program pembelian obligasi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan di pasar spot antarbank Jakarta Kamis sore bergerak melemah dua poin menjadi 9.762 per dolar AS setelah pada hari sebelumnya ditutup 9.760 per dolar AS.

"Pasar uang domestik bereaksi negatif terhadap pernyataan The Fed yang akan mengurangi program pembelian obligasinya sehingga rupiah cenderung mengalami pelemahan meski masih stabil," ujar Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Ia menambahkan pernyataan The Fed itu menyusul pasar tenaga kerja di AS yang terus mengalami perbaikan.

"Kondisi itu membuat dolar AS menguat. Namun di sisi lain, penguatan dolar AS tertahan oleh menguatnya mata uang yen Jepang pada hari ini, sehingga tekanan terhadap mata uang domestik tidak terlalu signifikan," kata dia.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan pergerakan nilai tukar relatif masih terjaga di tengah sentimen yang berdar di pasar uang.

Ia mengatakan dari dalam negeri, usulan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi sudah diakomodir dalam RAPBN 2013 yang sedang dibahas oleh pemerintah dan DPR. Diperkirakan pembahasannya selesai dalam satu bulan ke depan.

"Kenaikan harga BBM subsidi diharapkan juga bisa memperbaiki neraca pembayaran dan membawa penguatan nilai tukar rupiah menuju kisaran antara 9.500-9.700 per dolar AS," kata dia.

Sementara menurut kurs tengah Bank Indonesia, rupiah berada pada 9.774 per dolar AS, melemah sembilan poin dari posisi sebelumnya 9.765 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013