Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Anggaran DPR RI Ahmadi Noor Supit mengatakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebaiknya digunakan untuk pemberdayaan rekonomian masyarakat sehingga manfaatnya untuk kepentingan negara juga.
"Bagi-bagi BLSM menyuruh orang malas-malasan. Mestinya ciptakan lapangan kerja, bikin apa saja dengan BLSM sehingga ada feed backnya terhadap negara, tidak hanya sekedar kasih duit gratisan. Itu membuat malas rakyat," kata Noor Supit.
Sebelumnya Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengatakan pemerintah mengalokasikan dana BLSM Rp11,6 triliun untuk 15,5 juta rumah tangga sasaran selama lima bulan.
Mekanisme penyaluran BLSM tersebut dilakukan di kantor pos seluruh Indonesia dan akan diberikan sebesar Rp150.000 per bulan selama lima bulan setelah kenaikan harga premium dan solar berlaku.
Pemberian BLSM tersebut akan dilakukan dua kali, pada Juli sebesar Rp450.000 per rumah tangga sasaran dan pada September disalurkan sebanyak Rp300.000 per rumah tangga sasaran.
Semua penyaluran program kompensasi tersebut dilakukan menggunakan kartu perlindungan sosial yang dicetak pemerintah, kepada 15,5 juta rumah tangga sasaran dengan status sosial ekonomi terendah dalam basis data terpadu.
Pendistribusian kartu dan penyaluran bantuan ke masyarakat akan melibatkan koordinasi tenaga kesejahteraan sosial kecamatan, kepala desa, pendamping sosial dan aparat terkait lainnya di daerah.
Semua perkiraan tersebut berlaku apabila pemerintah jadi memberlakukan kenaikan harga premium sebesar Rp2.000 per liter dan harga solar Rp1.000 per liter mulai Juni 2013.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013