Jakarta, 23/5 (ANTARA) Kementerian Kehutanan menargetkan penurunan jumlah hotspot tahun 2013 di pulau - pulau rawan kebakaran lahan dan hutan yaitu Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi sebesar 59,2% dari rata-rata hotspot tahun 2005-2009. Apabila rata - rata jumlah hotspot periode tahun 2005-2009 berjumlah 58.890 titik, maka target penurunan tersebut setara dengan 24.027 titik hotspot.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan, Direktorat Jenderal PHKA, periode tanggal 1 Januari 2013 hingga 31 Maret 2013, jumlah hotspot di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi terpantau sebanyak 2.672 titik.

Secara rinci, jumlah hotspot masing - masing pulau adalah pulau Kalimantan 929 titik (Kalbar 443 titik, Kalteng 210 titik, Kalsel 35 titik, dan Kaltim 241 titik), pulau Sumatera (Aceh 151 titik, Sumut 163, Sumbar 84, Riau 666, Kepri 29, Jambi 216, Sumsel 161, Babel 61, Bengkulu 39, dan Lampung 34 titik), serta pulau Sulawesi 139 titik (Gorontalo 1 titik, Sulut 2, Sulteng 38, Sulbar 21, Sulsel 63, dan Sultra 14 titik).

Berdasarkan status lahan, 664 titik (23,9%) hotspot berada dalam kawasan hutan (hutan konservasi 121 titik, hutan lindung 29 titik, kawasan IUPHHK-HA 148 titik, dan kawasan IUPHHK-HT 366 titik). Sedangkan sisanya 2.113 titik (76,1%) hotspot dalam kawasan non hutan (perkebunan 119 titik, lahan masyarakat 1994 titik).

Salah satu indikator kinerja utama Kementerian Kehutanan sesuai rencana strategis Kementerian Kehutanan periode tahun 2010-2014 adalah penurunan jumlah hotspot di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi sebanyak 20% setiap tahun dari rata-rata tahun 2005-2009.

Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Ir. Sumarto, MM., Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2013