...Perlu ada pengendalian tata ruang, tidak bisa asal-asalan...

Bogor (ANTARA News) - Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Mustaid Siregar, mengatakan pesatnya pembangunan di Kota Bogor menyebabkan keberadaan kebun raya kian terancam, tidak hanya acaman polusi udara, tapi juga ketersediaan air.

"Tanda-tanda ancaman itu sudah ada. Kalau seminggu tidak turun hujan di sini, maka dengan sangat cepat daun-daun kering dan rontok," katanya di Bogor, Kamis.

Mustaid menjelaskan, hal itu baru sekedar hipotesis apakah kekeringan yang dialami oleh Kebun Raya Bogor karena tingginya penyerapan air tanah oleh gedung-gedung yang ada di sekitar Kebun Raya.

"Ini baru hipotensis dan untuk membuktikan itu perlu ada kajian lagi untuk memastikannya," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid.

Namun, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan, pembangunan sejumlah hotel di sekitar Kebun Raya Bogor yang menggunakan sumber dari air tanah akan sangat berdampak pada ketersediaan air di Kebun Raya Bogor.

Penggunaan air tanah yang begitu tinggi, lanjut dia, dan pemadatan lahan di sekitar Kebun Raya dengan adanya pembangunan, juga menjadi bahaya yang akan mengancam kebun raya.

"Untuk membuktikan itu, kami sudah mengundang Pusat Peneliti Geoteknologi Bandung untuk melakukan kajian terkait air tanah di sini," katanya.

Mustaid mengatakan, banyak sumber mata air kecil di Kebun Raya Bogor, tapi jika gedung-gedung di sekitar kebun raya menyedot maka mata air tersebut tidak akan berfungsi.

"Perlu ada pengendalian tata ruang, tidak bisa asal-asalan, dan kalau tidak kita semua akan rugi. Bebaskan dan kendalikan pembangunan di Kota Bogor dan lebih baik dihijaukan dari pada dibangun," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013