Sebagai menteri, saya kecewa dengan kekalahan tim Malaysia di Piala Sudirman. Tidak pernah dalam sejarah skuad negara takluk pada tim yang jauh lebih lemah."
Kuala Lumpur (ANTARA News) - Persatuan Badminton Malaysia (BAM) menerima kecaman menyusul kekalahan tim nasional mereka pada Piala Sudirman 2013, yang disebut sebagai prestasi terburuk dalam sejarah bulu tangkis Malaysia.
Tim Malaysia secara tragis langsung tersingkir dari persaingan setelah menyerah 2-3 kepada Jerman dan Taiwan dalam penyisihan Grup C kejuaraan bulutangkis Piala Sudirman di Stadion Putra Bukit Jalil Kuala Lumpur.
Menteri Pemuda dan Olahraga Khairy Jamaluddin Abu seperti dikutip media-media lokal di Kuala Lumpur, Kamis mengatakan, prestasi tersebut adalah yang terburuk dalam sejarah bulutangkis nasional dan BAM harus bertanggungjawab atas kekalahan tersebut.
Ia mendesak BAM untuk melakukan kajian menyeluruh termasuk dari aspek pembangunan cabang olahraga terkait.
"Sebagai menteri, saya kecewa dengan kekalahan tim Malaysia di Piala Sudirman. Tidak pernah dalam sejarah skuad negara takluk pada tim yang jauh lebih lemah... realitanya kita lebih lemah daripada mereka," katanya.
"Saya harap BAM memandang serius masalah ini karena banyak pihak termasuk saya sangsi dengan kemampuan BAM mengendalikan badminton negara pada masa ini."
Khairy mengatakan pihaknya akan menunggu laporan dari BAM dan beberapa tindakan berdasarkan wilayah kewenangan kementerian akan diambil terhadap badan induk bulutangkis nasional itu.
"Kementerian tidak boleh campur tangan dalam urusan persatuan olahraga, tetapi ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," katanya.
Sementara itu mantan pebulutangkis nasional Razif Sidek mengatakan kekalahan Malaysia telah menjatuhkan kesan negara yang menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya pada kejuaraan bulutangkis beregu campuran itu.
"BAM harus bertanggungjawab karena ini membuktikan mereka menganggap remeh Piala Sudirman," kata peraih medali emas Piala Dunia 1990 dan 1991 itu.
Razif juga menuding rendahnya target yang diletakkan pada skuad nasional untuk hanya masuk ke semifinal sebagai penyebab kelemahan pemain.
"Sasaran harus diletakkan lebih tinggi, sekurang-kurangnya ke final, bukan separuh akhir. Kalau sasaran rendah sudah tentu akan memberi pengaruh psikologis kepada pemain," katanya.
(N004)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013