Beijing (ANTARA) - Institut Penelitian Arkeologis Beijing China mengumumkan ditemukannya sebuah situs fondasi bangunan besar di reruntuhan Zhongdu, ibu kota Dinasti Jin (1115-1234), di Beijing, China
Reruntuhan ibu kota kuno ini berada di Distrik Fengtai dan Distrik Xicheng di Beijing saat ini. Kota tersebut berfungsi sebagai ibu kota Jin selama lebih dari enam dekade pada masa kejayaan dinasti itu dan kemudian terbengkalai pada akhir Dinasti Yuan (1271-1368).
Pekerjaan penggalian dimulai pada 2020, dengan total area penggalian seluas 17.000 meter persegi. Para arkeolog mengatakan bahwa situs kelompok arsitektur tersebut berasal dari dua periode yang berbeda, yaitu periode awal Dinasti Jin dan periode akhir Dinasti Jin.
Kelompok bangunan yang berasal dari periode akhir Dinasti Jin ini diyakini sebagai situs kuil kerajaan, yang meliputi area seluas sekitar 2.500 meter persegi.
Peninggalan budaya seperti buku giok, bejana ritual dari porselen yang mirip perunggu, ubin berhiaskan pola naga, awan, dan burung phoenix, ubin berglasir, segel perunggu, dan patung-patung religius digali dari situs tersebut.
Di antara penemuan itu terdapat buku giok dan bejana ritual dari porselen yang mirip perunggu berfungsi sebagai bejana pengorbanan kerajaan, sedangkan ubin berpola naga dan ubin berglasir mengindikasikan bangunan bermutu tinggi.
Peninggalan porselen dan budaya seperti peralatan perunggu, bahan tembaga, peralatan besi, dan peralatan dari tulang juga ditemukan di situs tersebut, yang mencerminkan tingkat perkembangan ekonomi, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta kondisi kehidupan sosial di ibu kota kuno itu.
Direktur Institut Penelitian Arkeologis Beijing Guo Jingning mengatakan bahwa penemuan dua kelompok arsitektur ini memberikan dasar untuk memahami tata letak dan perencanaan konstruksi perkotaan Zhongdu.
Menurut Guo, penemuan itu memberikan bukti fisik yang penting untuk mempelajari sistem ritual kerajaan di ibu kota kuno, menawarkan informasi baru mengenai pembuatan kerajinan tangan, bentuk perdagangan, dan kehidupan sosial selama periode tersebut, serta menjelaskan proses pembentukan pola bangsa China yang multietnis yang bersatu dari sudut pandang arkeologis.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023