Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada

Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat yang beraktivitas di pesisir untuk waspada gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada akhir pekan, 7-8 Oktober 2023.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Jumat malam.

Ia mengemukakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari selatan-barat dengan kecepatan angin berkisar 8-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan 10-25 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa bagian timur, Selat Makassar bagian selatan, Laut Arafuru dan Perairan Yos Sudarso hingga Merauke," katanya.

Kondisi itu, kata Eko Prasetyo, menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang, perairan barat Aceh hingga Kepulauan Mentawai, perairan Pulau Enggano hingga Bengkulu, perairan barat Lampung, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, perairan Kupang-Pulau Rotte, Laut Sawu, Samudra Hindia selatan Kupang, Selat Karimata, Laut Jawa, perairan utara Jawa Timur.

Kemudian di perairan selatan Kalimantan hingga Kota Baru, Laut Sumbawa, Selat Makassar bagian selatan, perairan Kepulauan Selayar, Teluk Bone bagian selatan, Laut Flores, perairan Bitung hingga Kep. Sitaro, perairan Kep. Sangihe-Talaud, Laut Maluku bagian utara, perairan barat Halmahera, perairan utara Papua Barat, Samudera Pasifik utara Halmahera hingga Papua, Laut Seram, Laut Banda, perairan Kep. Tanimbar, perairan Kep. Kai hingga Kep. Aru, dan Laut Arafuru.

Sementara untuk gelombang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa Tengah hingga NTB, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga P. Sumba.

Adanya potensi gelombang tinggi itu, Eko Prasetyo juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya nelayan untuk memerhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran, seperti dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).

Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m). Dan kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter).

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2023