Bogor (ANTARA News) - Kepala Pusat Peneliti Biologi LIPI, Dr rer nat Bambang Sunarko mengatakan, keberadaan air di masa yang akan datang akan sangat dibutuhkan, bahkan keberadaannya akan menjadi masalah "politik" yang akan diperebutkan.
"Kedepan nanti air ini akan menjadi masalah besar yang akan diperebutkan seperti saat ini yang terjadi pada pangan dan energi," kata Bambang di sela seminar sehari "Menyambut Hari Keanekaragaman Hayati" dengan tema "Air dan Keanekaragaman Hayati" bertempat di Gedung Kusnoto-LIPI, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Bambang, kondisi tersebut diperkirakan akan terjadi 50 tahun yang akan datang dimana air akan menjadi barang mahal seperti layaknya pangan dan energi.
Hal ini ia sampaikan berkaca dari pengalaman yang telah ada, yakni persoalan pangan yang selama 20 tahun terakhir terus diperbincangan.
"Contohnya pangan, Indonesia ini negara kaya dengan keanekaragaman hayati dan sumber daya alamnya tapi justru persoalan pangan apa-apa kita impor. Jangan sampai kita impor air juga," katanya.
Di hari Keanekaragaman Hayati ini, lanjut Bambang, LIPI mengajak menginformasikan kepada masyarakat tentang peran penting air untuk kelangsungan hidup manusia.
Dijelaskannya, berbicara mengenai air, berkaitan dengan kuantitas kualitas dan berkelanjutan.
"Sudah saatnya, kita mulai menjaga alam dan lingkungan kita agar ketersediaan air jangan sampai berkurang," katanya.
Bambang mengatakan, pembicaraan mengenai air sudah banyak dilakukan, tapi upaya perlindungan berkaitan dengan ketersediaan air belum maksimal.
Sebagai contoh banyaknya sumber-sumber air yang rusak seperti sungai, danau bahkan laut. Kerusakan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, selain karena dampak pembangunan, pembuangan limbah juga karena ulah manusia yang tidak bersahabat dengan air.
Salah satu contoh, kondisi Sungai Ciliwung dan Cisadane yang saat ini tingkat pencemarannya tinggi.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013