Hingga kini belum ada dugaan penyebabnya
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah membentuk tim independen untuk menginvestigasi insiden runtuhnya terowongan di tambang bawah tanah Big Gossan, Papua yang dikelola PT Freeport Indonesia.
Menteri ESDM Jero Wacik di Jakarta, Rabu mengatakan, tim independen beranggotakan orang-orang yang ahli di bidangnya dengan diketuai guru besar Teknik Pertambangan ITB, Ridho Wattimena.
"Tim independen akan mengecek semuanya secara teknis," ujarnya usai menerima laporan lengkap insiden Big Gossan dari CEO Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc Richard C Adkerson dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B Soetjipto.
Freeport McMoran merupakan induk Freeport Indonesia.
Menurut Jero, tim akan mencari penyebab insiden runtuhnya terowongan dan upaya pencegahan kejadian serupa di masa datang.
"Hingga kini belum ada dugaan penyebabnya," ujarnya.
Ia mengatakan, kalau berdasarkan temuan tim, insiden tersebut dikarenakan kelalaian Freeport, maka pemerintah akan mengenakan sanksi secara tegas.
Tim juga akan mengecek secara teknis prosedur keselamatan kegiatan pertambangan bawah tanah di luar Freeport.
Jero menambahkan, pemerintah akan mengawal penanganan khususnya santunan kepada para korban.
Selain sesuai aturan ketenagakerjaan, menurut dia, Freeport mempunyai kriteria santunan yang lebih baik.
"Ada yang mendapat santunan hingga Rp1 miliar," katanya.
Bentuk santunan yang diberikan antara lain bea siswa anak-anak korban hingga menjadi sarjana dan keluarga korban menjadi prioritas pertama bekerja di Freeport.
Sementara, Richard Adkerson mengatakan, pihaknya akan bertanggung jawab penuh atas insiden yang tidak terduga tersebut.
"Kami terbuka dengan investigasi," katanya.
Ia melanjutkan, pihaknya akan memberi santunan terbaik kepada para korban.
Freeport, lanjutnya, juga akan mencari penyebab sekaligus mencegah kejadian serupa di masa datang.
Rozik mengatakan, pihaknya masih menghentikan seluruh kegiatan produksi Freeport.
"Kami belum pikirkan kapan untuk mulai kegiatan kembali. Kami fokus penanganan insiden ini dulu," katanya.
Menurut dia, Freeport memproduksi 220.000 ton bijih per hari yang 140.000 ton berasal dari tambang terbuka dan 80.000 ton dari bawah tanah.
Pada Selasa (14/5) pukul 07.30 WIT, terowongan bawah tanah Big Gossan runtuh.
Saat kejadian, terdapat 38 pekerja Freeport yang sedang mengikuti pelatihan di terowongan tersebut.
Lokasi kejadian berdekatan dengan ruang kantor dan berada jauh dari area kegiatan pertambangan aktif.
Hingga proses evakuasi selesai Rabu, total 28 pekerja tewas tertimbun runtuhan terowongan Big Gossan.
Ke-28 korban tewas tersebut adalah Aan Nugraha, Lestari Siahaan, Amir Tika, Lewi Mofu, Aris Tikupasang, Mamur, Artinus Magal, Mateus Agus Marandof, Daniel Tedy Eramuri, Muntadhim Ahmad, dan David Gobai.
Korban meninggal lainnya adalah Petrus Frengo Marangkerena, Febry Tandungan, Petrus Padak Duli, Ferry Edison Pangarbuan, Retno Bone, Frelthon Wantalangi, Rooy Rogers Kailuha, Gito Sikku, Selpianus Edowai, Hengky Ronald Hendambo, Suleman, Herman Susanto, Victoria Sanger, Jhoni Michael Ugadje, Wandi, Joni Tulak, dan Yapinus Tabuni.
Sedang, 10 pekerja Freeport lainnya selamat.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013