... Singapura memang cenderung protektif... "
Jakarta (ANTARA News) - Peluang bank-bank BUMN sangat besar di Singapura. Dengan catatan: jika diberikan kelonggaran oleh pemerintah Singapura dalam memperluas aktivitasnya. kata

"Saya kira BNI, BRI, Mandiri, cukup baik untuk buka di sana, otomatis kalau kita buka di sana peluangnya besar," ujar pengamat ekonomi dari UGM Tony A Prasetiantono, di Gedung BI, Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan, Singapura memang cenderung protektif namun persyaratan yang diajukan Bank Indonesia kepada Monetary Authority of Singapore (MAS) saat DBS Holding Group bisa mengakuisisi 67,4 persen saham Bank Danamon, sangat pas.


Bank Indonesia mengajukan syarat Singapura memberikan kelonggaran kepada bank-bank BUMN Indonesia yang beroperasi di negara pulau itu.

"Singapura cenderung protektif, tetapi kita juga wajar juga memberikan resiprocal treatment. Jadi wajar untuk itu semua, saya rasa ini baik," ujar dia.


Mirip dengan hubungan bisnis penerbangan ataupun diplomatik negara, prinsip resiprokalitas juga berlaku dalam perbankan antar negara.


Akan tetapi, pada faktanya, cukup mudah dijumpai ATM milik bank luar negeri di kota-kota di Tanah Air. Sebaliknya, ATM bank-bank nasional tidak mudah dijumpai di negara lain di mana bank nasional itu beroperasi.

Menurut dia, ini adalah momen yang bisa dijadikan kesempatan bagi bank-bank BUMN untuk bisa melebarkan sayap di negeri jiran tersebut.

"Jumlah penduduk di sana kan sekitar 5 juta, ini sangat padat sekali. Banyak yg berhubungan bisnis dan hampir ekportir kita pasti ada di Singapura, ini lah saatnya opportunity ini," tutur bekas kepala ahli ekonomi Bank BNI ini.

Dia bahkan menilai bank-bank BUMN juga memiliki kesempatan bersaing dan merebut nasabah bank-bank di Singapura.

"Katakanlah merebutlah, itu bisa mengalihkan nasabah bank yg di Singapure beralih ke bank kita. Tapi tentunya dimulai dengan buka cabang yang kecil dulu baru nanti buka yang besar," kata dia.

(C005)

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013