Ini tentunya akan menaikkan kembali prestasi dan kebanggaan film Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi

Balikpapan (ANTARA) - Produser film "Satu Hari dengan Ibu" menjajaki undangan pemutaran film tersebut di Malaysia, mengingat kesamaan latar antara Malaysia dan Indonesia, seperti negeri dengan mayoritas penduduk Muslim, kesamaan latar budaya.

Selain itu, menurut Produser Novandrian, di Balikpapan, Jumat, masyarakat Malaysia dan Indonesia menghadapi permasalahan yang relatif sama dalam kehidupan keluarga dan sudut pandang serta pesan yang sangat dipahami penonton di negeri jiran tersebut.

“Ini tentunya akan menaikkan kembali prestasi dan kebanggaan film Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Novandrian.

Di dalam negeri sendiri, film garapan rumah produksi Ruang 29 Pictures itu telah ditonton 150 ribu orang hingga awal Oktober atau setelah 12 hari tayang di bioskop-bioskop Tanah Air.

“Persisnya pada tayangan 2 Oktober lalu,” katanya.

Ia mengatakan capaian jumlah penonton itu didukung oleh acara nonton bareng atau nonton bersama-sama yang digerakkan oleh komunitas, seperti santri penghafal Al Quran. Di setiap kota film itu tayang atau 45 kota seluruh Indonesia, lanjutnya, para santri itu dikoordinasikan oleh relawan Pasukan Amal Soleh (Paskas) menonton film tersebut.

Baca juga: Film "Satu Hari Dengan Ibu" siap hangatkan hati di 21 September 2023

Ada juga bentuk nonton bersama yang dinamakan Special Screening dan digelar dibeberap kota seperti Solo (Jawa Tengah) pada 9 September, Bandung (Jawa Barat) 17 September, Pontianak ( Kalimantan Barat) 21 September, Yogyakarta 22 September, dan Pekan Baru (Riau) 24 September.ram.

Menurut Novandrian, musik pengiring film ini, diantaranya lagu berjudul “Ibu”, selain alur cerita dan pesan-pesannya, mampu menggerakkan sponsor, para influencer, pejabat, dan tokoh daerah, juga media, untuk menonton film tersebut.

Film "Satu Hari dengan Ibu" mengisahkan bagaimana Dewa yang sibuk dengan pekerjaannya memutuskan tetap tinggal dan merawat ibunya yang sudah tua.

Dari keadaan itulah kisah dan drama dijalin. Bagi ibu, seorang anak tetaplah anak meskipun sudah dewasa dan sudah memiliki kehidupan sendiri. Bagi Dewa, itulah ujian bagi dirinya karena nilai-nilai agama, moral, dan sosial, mengharuskan anak merawat orangtua.

Ruang 29 Pictures sendiri adalah rumah produksi yang khusus didirikan untuk menggarap pembuatan film ini oleh Komunitas Masjid Kapal Munzalan dan Kajian Musawarah pada 2019. Tokoh utamanya adalah Ustaz Luqmanul Hakim, tokoh yang juga dikenal sebagai penggagas Gerakan Infak Beras (GIB) untuk pondok-pondok pesantren penghafal (hafiz) Quran di 34 provinsi di Indonesia.

Baca juga: Film "Satu Hari Dengan Ibu" angkat kisah ibu-anak

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023