Hasil investigasi awal yang dilakukan pihak berwenang mengarah pada penahanan 10 orang lainnya karena keterlibatan mereka dalam aksi mata-mata,"

Riyadh (ANTARA News) - Arab Saudi telah menahan 10 orang yang dituduh menjadi mata-mata Iran setelah menangkap 18 orang dalam kasus sama pada Maret, media negara melaporkan pada Selasa.

Kerajaan pengekspor minyak terbesar di dunia itu menuding Iran mendorong pergolakan di antara kaum Syiah yang minoritas di Arab Saudi.

Teheran menolak tuduhan itu dan juga membantah keterlibatan dalam spionase di Arab Saudi.

"Hasil investigasi awal yang dilakukan pihak berwenang mengarah pada penahanan 10 orang lainnya karena keterlibatan mereka dalam aksi mata-mata," kata juru bicara Kementerian Keamanan Dalam Negeri Mayor Jenderal Mansour al-Turki seperti dikutip kantor berita Arab Saudi SPA.

Dia mengatakan mereka yang ditahan di antaranya delapan warga Saudi, seorang warga Turki dan seorang warga Lebanon.

Mereka yang ditangkap pada Maret berjumlah 16 orang warga Saudi dan seorang Iran. Seorang pria Lebanon juga sempat ditahan tapi kemudian dilepaskan karena bukti-bukti lemah, kata Turki.

Para pemimpin Syiah setempat di provinsi bagian timur Arab Saudi mengatakan 16 orang yang ditahan pada maret adalah penganut Syiah.

Beberapa ulama Syiah yang terkemuka dan pemimpin masyarakat menulis surat ke pemerintah pada saat itu dengan mengatakan mereka tak yakin orang-orang itu mata-mata dan penangkapan mereka bisa membuat ketegangan.

Kaum Syiah Saudi mengeluhkan diskriminasi yang mereka rasakan. namun penguasa membantahnya. Hampir 20 orang tewas sejak awal 2011 dalam protes dan bentrokan antara pengikut Syiah dan pasukan keamanan di distrik Qatif, Provinsi Bagian Timur.

Saudi juga menuding Iran menggerakkan pergolakan di Bahrain yang diperintah penguasa pengikut Sunni pada awal 2011. Iran membantah tuduhan itu.

Ada sekitar dua juta orang pengikut Syiah di Kerajaan Arab Saudi yang berpenduduk 27,5 juta.

Pada Maret 27, 135 orang Syiah Saudi, di antaranya 36 ulama, mendesak pemerintah memebebaskan para anggota kelompok yang dituding mata-mata.

Penguasa Saudi yang ultra konservatif telah memutus hubungan dengan Iran, demikian Reuters.

(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013